RAHMAT MIRZANI

PGSI Dorong Polda Segera Selidiki KPRI Betik Gawi

TUNGGU LANGKAH POLDA: Azimah, salah satu pensiunan guru SD di Bandarlampung, yang sudah melaporkan KPRI Betik Gawi ke Polda Lampung.-FOTO DOK. RLMG -

BANDARLAMPUNG – Ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Provinsi Lampung Asep Sudarsono ikut prihatin terhadap nasib para pensiunan guru SD di Bandarlampung yang hingga kini belum mendapat kejelasan atas haknya mendapatkan uang tabungan dari Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Betik Gawi Bandarlampung. Tentu sebagai salah satu organisasi profesi guru di Lampung, PGSI mendorong Kepolisian Daerah (Polda) Lampung segera melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap koperasi di bawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Bandarlampung yang diduga bermasalah tersebut. 

’’Terlebih, mereka (para pensiunan guru, Red) juga sudah resmi melaporkannya ke Polda Lampung. Jadi, kami dari PGSI sangat berharap Polda Lampung segera bergerak menindaklanjuti,” tandasnya, Selasa (10/9), seraya mengatakan pihaknya siap men-support para guru pensiunan yang tengah menuntut haknya ini.

Sementara, Asep mengatakan PGSI masih menunggu hasil proses yang dilakukan pihak Polda Lampung. ’’Kalau belum ada kejelasan, kami akan membantu dengan menyuarakannya ke Lembaga Bantuan Hukum dan DPRD, bahkan bila perlu ke Mabes  Polri,” ucapnya.

Terpisah, Polda Lampung masih melakukan pengecekan terkait adanya surat aduan masyarakat (dumas) yang dilayangkan para pensiunan guru terkait KPRI Betik Gawi Disdik Bandarlampung. ’’Masih kami cek (surat dumas),” singkat Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadillah Astutik, Selasa (10/9).

BACA JUGA:Hadapi Megathrust dengan 20:20:20

Diberitakan sebelumnya, ratusan pensiunan guru SD di Bandarlampung melapor KPRI Betik Gawi ke Polda Lampung. Hal itu disampaikan salah satu koordinator pensiunan guru, Azimah.

’’Saya bersama beberapa perwakilan sudah melaporkan KPRI Betik Gawi ke Polda Lampung. Karena kami dan saya sendiri sudah setahun pensiun, tetapi belum mendapatkan uang tabungan dari koperasi yang menjadi hak kami. Semestinya seminggu setelah pensiun, kami dipanggil mengambil uang tabungan. Sampai hari ini uang itu tidak ada. Saya sudah setahun terhitung 1 Agustus 2023,” ungkapnya kepada wartawan di Graha Pena Lampung, Kamis (5/9).

Azimah sendiri melapor ke polda mewakili 272 guru pensiunan yang jika ditotal uang yang harus mereka terima dari Koperasi Betik Gawi hampir Rp6 miliar. Di mana sebelum melapor ke Polda Lampung, pihaknya juga sudah menempuh beberapa jalur. Seperti mengajak musyawarah pengurus KPRI Betik Gawi, tetapi belum ada niatan baik untuk menyelesaikannya.

BACA JUGA:Manfaatkan Pandan Wangi untuk Penderita Diabetes

Tidak hanya melaporkannya ke Polda Lampung. Pada Senin (9/9), ratusan pensiunan guru yang juga anggota KPRI Betik Gawi ini juga menggeruduk Pemkot Bandarlampung. Mereka kompak menggunakan baju hitam-putih dan rela menerabas hujan deras sejak pagi demi meminta bantuan Wali Kota Bandarlampung agar uang tabungan hari tua mereka bisa dicairkan koperasi.

Sundari, salah satu pensiunan guru yang mengikuti aksi tersebut, meminta tabungan pensiunan milik para guru yang dipotong oleh koperasi melalui Disdik bandarlampung Rp100–Rp200 ribu setiap bulannya tersebut untuk segera dikembalikan. ’’Kami ke sini mewakili para guru menyuarakan suara supaya hak kami bisa dikeluarkan,” katanya.

Menurutnya dari data yang ada, terdapat 275 guru yang telah mengambil dana tersebut. Namun, kata Sundari, hal itu ternyata tidak ada dalam kenyataannya. ’’Data kami yang mengambil uang pensiun segitu, tetapi kenyataannya (uang, Red) itu tidak ada,” ungkapnya.

Dengan disuarakannya hal tersebut, pihaknya berharap persoalan yang telah ada sejak tahun 2018 ini bisa terselesaikan, walaupun diketahui sudah ada tersangka di balik kasus itu. ’’Intinya harapan kami, hak kami bisa diberikan,” katanya di hadapan Wakil Wali Kota Bandarlampung Dedy Amarullah, Sekkot Iwan Gunawan, dan para ASN pemkot.

Selain melakukan aksi di depan kantor pemkot, ratusan pensiunan guru itu juga menggelar aksi protes di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bandarlampung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan