RAHMAT MIRZANI

Transformasi Pendidikan Indonesia: Integrasi AI dalam Pendidikan

-FOTO IST-

Bias dan halusinasi yang sering kali dijumpai dalam luaran dari generatif AI adalah masalah yang serius. Apalagi, jika digunakan secara serampangan dengan menganggap AI adalah mesin genius yang pasti benar. Masalah lain dalam relasi guru-murid juga perlu bisa dimitigasi dengan bijak ketika mengintegrasikan AI dalam proses pendidikan. 

Para pemangku kepentingan perlu secara intens dan konsisten memperbincangkan hal-hal tersebut, karena mengandaikan gelombang AI tidak terhindarkan, sebagaimana kehadiran internet dan media sosial dalam konteks disrupsi teknologi digital. 

Mengintegrasikan AI tanpa mitigasi yang memadai bukan tidak mungkin membuka kotak pandora pengaruh negatif AI. Tahun depan, 2026, dalam proyeksi kepolisian Europol, sangat mungkin 90-an persen konten di dunia digital adalah konten sintetis yang diproduksi oleh AI (Europol, 2023).

Accessible Digital Texbooks (ADT), Squirrel, Carnegie Learning, Khanmigo, Smart Sparrow, Grok Academy, Ceibal, Letrus, dan Kabakoo Academies adalah beberapa inisiatif penerapan AI dalam pendidikan di berbagai belahan dunia. 

Banyak kemajuan yang dicatat beserta catatan-catatan kritis untuk menjadi perhatian. Semua bisa menjadi bahan pembelajaran bagi Indonesia.

Pemerintah, melalui berbagai program pendidikan seperti PSP, memiliki potensi substansial untuk menjadi katalisator transformasi pendidikan di Indonesia. Namun, untuk mengoptimalkan potensi tersebut, diperlukan kesiapan untuk berinovasi dan mengintegrasikan teknologi mutakhir, seperti AI, ke dalam sistem pendidikan nasional.

Melalui implementasi kritis, AI dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi sekaligus mengakselerasi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia ke level yang lebih tinggi. (*)

 

• Suko Widodo adalah dosen komunikasi FISIP Universitas Airlangga dan anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur 2021–2026

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan