RAHMAT MIRZANI

Masterplan IAD Fokus Ekowisata

LAMSEL  - Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Wilayah Sumatera bersama pemerintah daerah selesai menggelar Lokakarya Penyusunan Masterplan Integrated Area Development (IAD) Berbasis Perhutanan Sosial (Strengthening of Social Forestry) di Kabupaten Lampung Selatan.
Berdasarkan hasil diskusi yang berlangsung selama 3 hari sejak 15-18 November 2023, Masterplan IAD Berbasis Perhutanan Sosial di Lamsel difokuskan pada pengelolaan ekowisata dan multiusaha kehutanan.
Hal ini diungkapkan Rita Savitri Cristina Sinaga, kepala Seksi 3 Balai PSKL Sumatera, pada saat penutupan Lokakarya Penyusunan Masterplan IAD Berbasis Perhutanan Sosial yang berlangsung di aula Rimau, Kantor Bappeda Lamsel, Jumat (18/11).
Cristina menjelaskan, penyusunan Masterplan IAD Berbasis Perhutanan Sosial menjadi simpul awal dalam rangka percepatan pengembangan perhutanan sosial di Lamsel dengan melibatkan berbagai stakeholder yang difokuskan pada potensi unggulan yang ada di wilayah tersebut.
’’Penyusunan IAD diprioritaskan pada potensi yang ada di Lamsel. Berdasarkan hasil diskusi, pemanfaatannya dominan pada ekowisata tapi nanti akan diintegrasikan juga dengan agrowisata dan lain-lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mamat Rahmat, Capacity Building Specialis SSF, menyampaikan rencananya epicentrum ekowisata pada Masterplan IAD Berbasis Perhutanan Sosial di Lamsel akan berada di Gunung Rajabasa, namun tetap mencakup wilayah perhutanan sosial lainnya. “Jadi akan ada interkoneksi mulai dari pegunungan sampai dengan pesisir. Sehingga akan terakomodasi masyarakat perhutanan sosial di Lamsel. Untuk program ini akan dilaksanakan selama 5 tahun mulai 2024 hingga 2029,” ungkapnya.
Sementara Sekretaris Bappeda Lamsel Mulyadin, menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Masterplan IAD Berbasis Perhutanan Sosial di Lamsel.
Mulyadin menjelaskan, Masterplan IAD Berbasis Perhutanan Sosial sangat penting dilakukan guna meningkatkan pemanfaatan pengelolaan perhutanan oleh masyarakat setempat. Dengan harapan bisa meningkatkan taraf kesejahteraan ekonomi di wilayah tersebut.
“Program perhutanan sosial ini membuat hasil nyata, bagaimana meningkatkan garis kehidupan ekonomi, yang dimulai dari peningkatan sumber daya manusia (SDM),” ujarnya.
Mulyadin juga mengungkapkan, saat ini masih terdapat sebanyak 25.000 masyarakat Lamsel yang tergolong dalam kategori masyarakat miskin. Dengan pemanfaatan masterplan ini diharapkan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. (rnn/c1/ful)

Tag
Share