MPLS Bentuk Karakter Siswa

Minggu 21 Jul 2024 - 20:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

LAMTENG - Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMKN 2 Terbanggibesar, Lampung Tengah, Senin–Sabtu (15–20/7), berakhir. MPLS menjadi salah satu sarana untuk memperkuat karakter 650 siswa baru di SMKN 2 Terbanggibesar.

MPLS di SMKN 2 Terbanggibesar melibatkan stakeholder terkait, mulai dari Polres Lamteng, Polsek Terbanggibesar, Koramil Terbanggibesar, Puskesmas Poncowati, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lamteng. Penguatan karakter siswa menjadi pondasi dasar yang diberikan kepada siswa baru melalui disiplin waktu KBM, mematuhi aturan sekolah, dan menghormati civitas disekolah. 

BACA JUGA:UIN RIL Jadi Tuan Rumah IEC

Kemudian pendalaman dan pemahaman seputar bullying kepada siswa sehingga dapat menghindari tindak kekerasan yang bisa terjadi antar-siswa, seperti mencegah tawuran pelajar dan bahaya narkoba.

Kepala SMKN 2 Terbanggibesar Wagiman Ralip, S.Pd didampingi Waka HKI Sunardi, S.Pd. mengatakan,  pencegahan potensi bullying, disiplin pribadi, dan karakter yang baik adalah tujuan dari MPLS. "Terkait kompetensi dan keterampilan, semua bisa dilatih. Namun, paling mendasar adalah dengan pembekalan karakter yang baik," tegas Wagiman.

Dengan MPLS, kata Wagiman, diharapkan dapat menumbuhkan karakter yang baik dari siswa menjadi kunci sukses. ''Dengan karakter baik yang mengakar maka akan lebih mudah mencegah berbagai tindakan buruk yang bisa timbul seperti bullying atau perbuatan yang melanggar hukum," ungkap Wagiman.

BACA JUGA:Unila Telah Sumbang 134.498 Lulusan untuk Negara

Terpisah, dua murid baru kelas VII SMP menjadi korban perundungan (bullying) usai kegiatan MPLS. Korban MF (13) dan FR (13) dilakukan tiga kakak kelasnya di SMPN 2 Kotagajah berinisial RZL (13), YNG (13), dan ARF (13), Rabu (17/7).

Kasus ini langsung ditangani Polsek Punggur, Lamteng. Kapolsek Punggur AKP Feriyantoni mengatakan, kasus bullying sudah ditangani dan telah dilakukan mediasi jajaran Polsubsektor Kotagajah.

"Aksi bullying dialami 2 murid baru SMPN 2 Kotagajah di perkebunan sawit wilayah setempat. Kasus sudah kami selesaikan melalui mediasi. Kedua belah pihak sepakat berdamai secara kekeluargaan," ujar Feriyantoni.

Feriyantoni menjelaskan, kronologi kejadian bermula pada Rabu (17/7) sekitar pukul 12.00 WIB. ''Korban FR dan MF baru selesai mengikuti MPLS. Korban FR dan MF sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Namun, dijemput ARF, RZL, dan YNG untuk diajak ke kebun sawit Dusun Purwokerto, Kampung Kotagajah Timur, Kecamatan Kotagajah. Setiba di lokasi sekira pukul 13.00 WIB, keduanya dipaksa duel. Padahal, MF dan FR tidak punya masalah apa pun," ungkapnya.

Jika tak mau berkelahi, kata Feriyantoni, keduanya diancam untuk membelikan sebungkus rokok dan dimintai uang. ''Akhirnya terjadilah perkelahian. Perkelahian ditonton ARF, RZL, dan YNG. ARF merekam perkelahian hingga video tersebar," katanya.

Pada Kamis (18/7) pukul 09.00 WIB, kata Feriyantoni, pihaknya menggelar mediasi bersama kepala SMPN 2 Kotagajah dan orang tua murid kelima pelajar. ''Kedua belah pihak sepakat berdamai tanpa ada tuntutan," ujarnya.

Feriyantoni mengimbau seluruh orang tua agar mampu mengawasi dan menghindarkan anaknya dari aksi bullying. ''Selain merugikan orang lain, aksi tersebut jika dibiarkan akan berdampak buruk pada mental anak. Tak jarang korban bullying justru akan menjadi pelaku yang nanti akan melakukan hal serupa kepada anak-anak di bawahnya," imbaunya. (rnn/rls)

 

Kategori :