Diberitakan sebelumnya, para penderita kanker di Provinsi Lampung sedang dirundung masalah. Alat radioterapi yang biasa digunakan untuk pengobatan kanker di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) diduga rusak.
Kerusakan alat ini berimbas luas. Pasalnya, pengobatan para pasien kanker terpaksa tertunda. Bahkan ada yang tertunda lebih dari sebulan. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin sel kanker di tubuh pasien dapat berkembang lagi.
Salah satunya dialami oleh pasien berinisial MD. Warga Lampung Tengah (Lamteng) ini mengaku, sudah sebulan lebih menunggu jadwal pengobatan radioterapi yang harus dia jalani. Namun sampai saat ini, jadwal pengobatan lanjutan tersebut belum jelas.
Salah seorang keluarganya, Eza menjelaskan, MD menderita kanker serviks. Untuk pengobatannya, MD diharuskan menjalani radioterapi. "Terapinya itu di sinar gitu Mas. Ada sinar dalam dan ada sinar luar," katanya.
Menurutnya, MD dijadwalkan menjalani 25 kali sinar luar dan 3 kali sinar dalam. "Sinar luar sudah semua. Tinggal sinar dalam yang belum. Nah ini sudah lewat sebulan lebih dari jadwal," keluhnya.
Eza menjelaskan, awalnya MD mendapat jadwal terapi pada pertengahan Mei lalu. Setelah menyelesaikan kelengkapan berkas dan pemeriksaan, MD langsung diarahkan memasuki ruangan untuk menjalani radioterapi.
Sayangnya, saat itu petugas tiba-tiba memberitahui mereka bahwa alat yang akan digunakan mengalami kerusakan. "Padahal saudara saya itu sudah masuk. Namanya ruang radioterapi, udah infus segala macem. Ya terpaksa batal," jelasnya.
Menurutnya, pihak rumah sakit menyatakan akan memberi kabar jika alat tersebut sudah bisa digunakan kembali. Namun, setelah ditunggu hingga lebih dari sebulan, kabar itu tak juga datang.
Sementara, pihak keluarga sangat berharap dan bergantung kepada radioterapi tersebut. “Alat itu cuma ada di RSUDAM. Satu-satunya di Lampung, nggak ada di rumah sakit lain," katanya.
"Bayangin aja Mas, berapa banyak pasien yang harus tertunda terapinya. Tiap saya nganter aja selalu rame antrean di ruang itu," sambungnya.
Eza melanjutkan, dirinya terakhir menanyakan ke pihak rumah sakit beberapa hari lalu. Namun melalui pesan singkat, pihak rumah sakit menyatakan alat tersebut masih rusak.
"Ini pesannya. Dia (pihak rumah sakit) jawab masih rusak alatnya," katanya sambil menunjukkan bukti WhatsApp.
Sementara itu, Humas RSUDAM Sabta Putra saat akan ditemui untuk mengkonfirmasi masalah ini sedang tidak berada di rumah sakit. Ditanya terkait alat yang rusak serta jumlah total pasien yang tertunda terapinya Sabta tak menjawab.
Namun melalui pesan singkat, Sabta justru menyatakan dirinya sedang melaksanakan rapat di tempat lain. "Saya masih rapat BPJS di (hotel) Tulip," katanya singkat.
Di bagian lain, Direktur RSUDAM Lukman Pura saat dikonfirmasi melalui pesan singkat mengatakan dirinya belum menerima laporan terkait adanya mesin atau peralatan radioterapi yang rusak.
’’Belum ada laporan ke saya soal kerusakan mesin," katanya saat dikonfirmasi, Kamis 20 Juni 2024. (rif/c1/fik)