Menurutnya, di Lampung Timur ada beragam suku. “Kita saling menghargai, dan menghormati, Apapun sukunya, siapapun orangnya yang menjadi bupati semua milik masyarakat Lampung Timur, bukan milik kelompok atau golongan,” terang Jun -sapaan akrabnya.
Jun menambahkan, pihaknya mempersilakan semua pihak berkampanye. “Silakan saja, namun gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan mengunakan kata kesukuan yang bisa menimbulkan perpecahan,” cetusnya.
Jun menilai, selama empat tahun menjabat, Dawam Rahardjo belum berhasil memajukan Lamtim. “Selama memimpin Lampung Timur, kemajuannya mana? Silakan kasih tau saya, pencapaiannya apa? Apa yang sudah dilakukan Dawam,” tukasnya.
Dengan nada tegas, jargon Sekali Blangkon Tetap Blangkon (SBTB) tidak sesuai. “Jargon itu akan saya ubah menjadi SBTB itu yang cocok “Sekali Bohong Tetap Bohong,” tandasnya.
Lain halnya dengan Fauzi, Tokoh Pemuda Sukadana, Lampung Timur. Secara terang-terangan, ia menyatakan tidak ada janji kampanye Dawam Rahardjo yang terealisasi.
“Lihatlah fakta di lapangan. Masih banyak, infrastruktur di desa-desa yang rusak. Anehnya kalau sudah viral dia (Bupati Dawam Rahardjo) baru turun ke Lokasi. Mana janjinya pak? Katanya mau buat Lampung Timur Berjaya,” katanya singkat.
Sayang, hingga berita ini diturunkan Radar Lampung belum berhasil mendapat konfirmasi dari Dawam Rahardjo. (din/c1/fik)