Exxon PHK Massal 2.000 Pekerja

Harga bahan bakar ditampilkan di pompa bensin Exxon di Woodbridge, Virginia, AS. --FOTO AFP
JAKARTA– Perusahaan minyak raksasa asal Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.000 pekerja secara global, terutama di Kanada dan negara-negara Uni Eropa. Kebijakan ini merupakan bagian dari restrukturisasi jangka panjang yang akan berdampak pada sekitar 3% hingga 4% total karyawan perusahaan.
Exxon menyebutkan sekitar 1.200 posisi akan dihapus di Norwegia dan Uni Eropa pada akhir 2027. Tidak ada rencana PHK di AS. Pemangkasan tenaga kerja yang diumumkan pada Senin (29/9/2025) di perusahaan minyak Kanada, Imperial Oil, yang mayoritas sahamnya dimiliki Exxon, mencakup sekitar separuh dari jumlah total pengurangan yang diumumkan.
Langkah efisiensi ini diambil menyusul anjloknya harga minyak mentah dunia setelah OPEC+ meningkatkan produksi. Sejumlah perusahaan energi global tahun ini telah mengumumkan ribuan PHK demi menekan biaya dan menghadapi penurunan laba.
Exxon yang berbasis di Houston menegaskan upaya efisiensi akan ditempuh dengan mengonsolidasikan karyawan di lokasi kerja yang sama. “Jaringan kantor global kami dibangun beberapa dekade lalu dengan kondisi berbeda. Untuk mendukung kolaborasi yang krusial bagi kesuksesan, kami menyelaraskan jejak global dengan model operasi dan menyatukan tim,” ujar juru bicara Exxon, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (1/10/2025).
Exxon juga mengumumkan pembangunan kantor baru di kilang Antwerpen, Belgia, yang akan menampung pusat teknologi Eropa sekaligus sebagian besar pegawai di Brussel. Perusahaan akan menutup sejumlah kantor kecil di kawasan Uni Eropa.
Kebijakan PHK di Eropa ini muncul di tengah kritik CEO Exxon, Darren Woods, terhadap aturan keberlanjutan korporasi Uni Eropa yang mengancam denda 5% dari penjualan global, bila perusahaan tidak mengidentifikasi dan memperbaiki masalah lingkungan di rantai pasok. Woods menilai aturan tersebut berpotensi mendorong lebih banyak bisnis hengkang dari Eropa.
’’Lingkungan bisnis dan regulasi di Eropa sangat menantang. Transformasi ini akan membantu kami bersaing di masa depan,” kata Presiden Exxon Mobil Eropa, Philippe Ducom.