Pria yang beberapa kali menjabat sebagai Kepala RRI di beberapa daerah termasuk Bandarlampung ini menilai Darussalam tak lagi sehebat saat dipimpin pendirinya pada tahun 1974 yakni KH. Ali Raja Marga.
"Haji Ali dulu kan relasinya banyak, beliau bahkan bisa mendatangkan bantuan dari Arab Saudi demi membangun Darussalam. Pasca Haji Ali almarhum tidak sebaik di masa sebelumnya yang memiliki santri hingga ribuan jumlahnya," ucapnya.
Zahral menyebut bahwa pembentukan badan wakat alumni yang batu saja dibuat merupakan upaya terbaru dalam membesarkan kembali Darussalam. Dimana, badan wakat berfungsi menghimpun dana dari para alumni yang kemudian akan disalurkan untuk membantu pembiayaan Darussalam. Misalnya dengan menempatkan tenaga pendidik yang mumpuni yang tentu harus dibiayai dengan dana yang cukup.
Sebab dengan menyejahterakan person yang mumpuni terlebih selevel doktor atau profesor menurutnya tentu harus dengan biaya yang lebih. "Tapi ya kita akan lebih ketat lagi nanti dalam penyalurannya," tutupnya.
Sayangnya, H. Sabki Ali selaku pimpinan Darussalam yang merupakan keluarga pendiri saat akan dikonfirmasi sedang tidak berada di tempat. ’’Beliau sedang di Bandung," ucap Kepala KMI Darussalam Ustad Muhajid. (rif/c1/rim)