Perkara Utang, Janda Tewas Membusuk

Seorang janda, Wiwit Safitri (50), ditemukan tewas membusuk di dalam rumahnya pada Minggu (23/11).-FOTO SITI SASKIA SALAMAH -

BANDARLAMPUNG - Warga Kelurahan Kelapatiga, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, dihebohkan peristiwa pembunuhan sadis. 

Ya, seorang janda, Wiwit Safitri (50), ditemukan tewas membusuk di dalam rumahnya, Minggu (23/11). Dugaan sementara, korban dibunuh keponakannya sendiri akibat persoalan utang yang tak kunjung dibayar.

Penemuan mayat ini langsung menyita perhatian warga. Bau menyengat dari rumah korban menjadi pemicu kecurigaan. Terlebih korban tak terlihat keluar rumah dan ponselnya tak aktif selama tiga hari terakhir.

BACA JUGA:Kemenkes Hapus Rujukan Berjenjang JKN

Petugas Polsek Tanjungkarang Barat (TkB) bersama Tim Inafis Polresta Bandarlampung bergerak cepat setelah menerima laporan warga. Saat pintu rumah dibuka, tubuh korban ditemukan telentang di ruang tamu dalam kondisi membusuk, menunjukkan tanda-tanda kematian yang diduga sudah berlangsung sekitar tiga hari.

“Korban ditemukan dalam kondisi sudah membusuk. Diperkirakan meninggal sejak tiga hari lalu,” ungkap Kapolsek TkB, AKP Ono Karyono.

Jenazah Wiwit segera dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Lampung untuk dilakukan autopsi demi memastikan penyebab kematian.

Hasil penyelidikan awal, sambung Ono Karyono, mengarah pada dugaan bahwa pelaku pembunuhan adalah keponakan korban sendiri, berinisial BS (Bima Setiyo).

Tak lama berselang, aparat berhasil mengamankan BS setelah sejumlah saksi menyatakan melihatnya masuk ke rumah korban pada Jumat pagi, bertepatan dengan estimasi waktu kematian korban.

“Dari keterangan keluarga, hubungan keduanya memang sempat memanas akibat persoalan utang. Korban disebut beberapa kali menagih uang pinjaman kepada BS. Tapi tidak ada yang menyangka perselisihan itu berujung pada dugaan pembunuhan,” bebernya.

Kapolsek menduga, pelaku membunuh korban dengan cara mencekik hingga tewas, kemudian meninggalkan jasad Wiwit seorang diri hingga akhirnya membusuk.

Fakta lain yang menggemparkan warga adalah lokasi rumah korban dan terduga pelaku yang berdampingan. Namun selama tiga hari, tak ada seorang pun menyadari bahwa Wiwit sudah tak bernyawa.

“Biasanya ponsel tante bisa dihubungi. Tapi tiga hari ini mati terus. Kami sudah curiga,” ujar Maya Intan, kerabat korban, yang tak kuasa menahan tangis.

Warga mengaku tak pernah melihat adanya konflik besar antara korban dan keponakannya. Justru hubungan keduanya selama ini tampak biasa saja.

Tag
Share