Sedang Charge HP, Warga Mesuji Tersambar Petir

Senin 17 Nov 2025 - 18:23 WIB
Reporter : Ardian Mukti
Editor : Rizky Panchanov

MESUJI – Hujan deras disertai petir yang mengguyur Kabupaten Mesuji pada Minggu malam, 16 November 2025, menimbulkan insiden tragis di Desa Sukamandiri, Kecamatan Way Serdang. Seorang warga bernama Edi meninggal dunia akibat tersambar petir.

Camat Way Serdang, Suryadi, membenarkan kejadian tersebut saat dikonfirmasi pada Senin, 17 November 2025.

“Benar, kejadiannya terjadi di Desa Sukamandiri pada Minggu malam,” ujarnya.

Suryadi menjelaskan, hujan lebat disertai petir mulai terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, korban bersama istrinya berada di dalam kamar.

Mereka tidak sedang bermain ponsel, namun ponsel korban dalam kondisi sedang diisi daya.

Diduga kuat sambaran petir masuk melalui aliran listrik dan mengenai charger ponsel yang masih terhubung ke terminal.

Ujung charger yang berada dekat dengan kalung yang dipakai korban menyebabkan aliran listrik menghantam lehernya, hingga menimbulkan luka bakar fatal.

Korban sempat dibawa ke bidan desa dan kemudian dirujuk ke Puskesmas Wirabangun, namun nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

Jenazah korban telah dimakamkan pada Senin pagi pukul 10.00 WIB.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mesuji mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi sambaran petir, mengingat curah hujan yang tengah meningkat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Mesuji, Desriyanto, menyampaikan bahwa wilayah Mesuji saat ini memasuki puncak musim hujan sehingga risiko bencana hidrometeorologi seperti petir dan banjir bisa terjadi kapan saja.

“Kami meminta masyarakat lebih berhati-hati saat hujan lebat disertai petir. Hindari berteduh di bawah pohon besar, hindari area terbuka, serta cabut perangkat elektronik dari aliran listrik,” ujarnya.

Ia menambahkan sambaran petir tidak hanya dapat menyebabkan korban jiwa, tetapi juga menimbulkan kerusakan peralatan rumah tangga hingga memicu kebakaran akibat lonjakan arus.

“Kami terus memantau perkembangan cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG serta pemerintah kecamatan untuk menyampaikan peringatan dini. Jika terjadi keadaan darurat, warga diminta segera melapor ke BPBD atau aparat desa agar penanganan dapat dilakukan secepat mungkin,” tegasnya.(muk/nca) 

Kategori :