JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti lonjakan kasus influenza A yang tengah terjadi di Indonesia. Ia menilai peningkatan kasus ini menjadi peringatan penting agar pemerintah memperkuat sistem kesehatan nasional secara menyeluruh.
“Lonjakan kasus Influenza A ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh lengah. Jika tidak ditangani serius, ini bisa membebani fasilitas kesehatan dan mengancam keselamatan masyarakat secara luas,” kata Puan kepada wartawan, Minggu (19/10).
Puan menegaskan pentingnya respons strategis dan terintegrasi dalam menghadapi peningkatan kasus ini. Ia mengimbau penguatan sistem kewaspadaan dini di seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit, menjadi keharusan.
“Kita harus memastikan deteksi dan respons cepat agar penanganan dilakukan secara efektif dan tepat sasaran,” paparnya.
Selain memperkuat sistem kesehatan, Puan juga mengingatkan pentingnya edukasi publik agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan.
“Masyarakat harus terus diingatkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker di tempat ramai, menjaga sirkulasi udara yang baik, serta melakukan vaksinasi influenza bila vaksin sudah tersedia,” jelasnya.
Sejumlah studi klinis menunjukkan influenza A menjadi penyebab dominan pasien dewasa dirawat karena ISPA, dengan rata-rata lama rawat inap 9–10 hari, lebih panjang dibandingkan virus lainnya. Pasien influenza A umumnya mengalami demam tinggi, batuk berkepanjangan, dan komplikasi seperti pneumonia sekunder.
Karena itu, Puan meminta pemerintah memastikan ketersediaan obat-obatan dan fasilitas kesehatan yang memadai, terutama di daerah padat penduduk.
“Anak kecil dan lansia merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi berat akibat influenza A. Maka sistem kesehatan nasional harus diperkuat agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat,” tegasnya.
Ia juga mendorong vaksinasi influenza bagi kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit bawaan. “Pemerintah bisa memperkuat dengan vaksinasi flu kepada kelompok berisiko tinggi,” imbau Puan.
Lebih lanjut, Puan meminta masyarakat mewaspadai gejala influenza berat seperti demam tinggi dan sesak napas, serta disiplin menjaga kesehatan.
“Meningkatnya kasus influenza harus menjadi peringatan bagi Indonesia untuk memperkuat sistem surveilans dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan di seluruh daerah,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan potensi lonjakan kasus Influenza A, khususnya subtipe H3N2, yang kini mulai mendominasi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui sistem FluNet, sebagian besar kasus influenza di Indonesia terkait dengan varian tersebut.
Meski belum ada rincian wilayah dengan kasus tertinggi di Indonesia, tren serupa juga terjadi di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di Thailand, lonjakan kasus influenza A bahkan mencatat 61 kematian dari 702.308 kasus sejak 1 Januari hingga 8 Oktober 2025. (jpg/c1/yud)
Kategori :