Untuk itu, katanya, mitigasi bencana mutlak diselaraskan dengan setiap sendi pembangunan kota.
“Ini tidak boleh kita abaikan. Sosialisasi, edukasi, hingga simulasi penanganan bencana yang berasaskan kearifan local harus terus kita gencarkan.
Mulai dari setiap tingkat pendidikan hingga masyarakat umum. Tujuan utamanya agar dampak bencana yang bisa terjadi kapan saja, dapat diminimalkan,” papar Amiruddin.
Kemudian, Ia mengajak warga ikut bemunajat kepada Sang Pencipta agar kota tercinta mereka senantiasa dijauhkan dari segala mara bahaya.
“Bersama kita bangkit lebih kuat, menuju Banda Aceh lebih tangguh. Mari kita bangun budaya/kearifan lokal terhadap mitigasi bencana demi masa depan yang kebih baik,” tandasnya. (dnn/fik)