Dosen UBL Inovasi Biopori untuk Mitigasi Banjir di Bandarlampung

Kamis 11 Sep 2025 - 20:56 WIB
Reporter : Anggi Rhaisa
Editor : Syaiful Mahrum

Sementara tahap ketiga, evaluasi hasil yang dijadwalkan pada 18 Oktober 2025. Evaluasi ini akan difokuskan pada monitoring efektivitas biopori dalam menyerap air hujan, mengurangi genangan, dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, tahap ini juga akan menjadi momentum untuk membentuk komunitas peduli biopori sebagai upaya menjaga keberlanjutan program.

 

Ketua Tim Aditya Mahatidanar Hidayat, Ph.D. menyampaikan, program PKM ini bukan hanya sekadar memberikan pelatihan teknis. Namu, juga membangun kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. 

 

"Kami ingin agar teknologi biopori tidak hanya menjadi proyek sementara, tapi benar-benar menjadi kebiasaan baik yang dipelihara secara mandiri oleh warga. Dengan adanya dukungan hibah dari Kemendiktisaintek, kami optimistis kegiatan ini dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan," jelas Aditya.

 

Sementara Rizki Tri Wahyuni, perwakilan warga Palapa 6, menyampaikan apresiasinya. ’’Kami sangat berterima kasih kepada tim dari FT UBL. Melalui kegiatan ini, kami jadi lebih paham bagaimana cara mengurangi banjir dengan cara yang sederhana tapi bermanfaat besar. Warga juga merasa senang karena langsung dilibatkan dalam praktik pembuatan biopori, sehingga kami bisa menerapkannya sendiri di rumah masing-masing. Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut agar lingkungan kami semakin bersih dan bebas genangan," katanya. 

 

Kegiatan ini tidak hanya berdampak pada aspek teknis mitigasi banjir, tapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat dari sisi edukasi, pemberdayaan, dan partisipasi lingkungan. 

 

FT UBL berharap melalui program ini masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam menjaga kelestarian lingkungan.

 

Lebih jauh, program ini sejalan dengan agenda global tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak) dan SDG 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan). 

 

Selain itu, kegiatan ini juga mendukung indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi dengan melibatkan mahasiswa secara langsung dalam pengabdian, sehingga mereka dapat mengasah keterampilan sosial, komunikasi, dan problem solving di lapangan.

 

Tags :
Kategori :

Terkait