BANDARLAMPUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Panjang mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob dan cuaca ekstrem di wilayah Lampung. Fenomena ini diperkirakan terjadi pada 10–14 September 2025.
Prakirawan BMKG Maritim Panjang Eka Suci menjelaskan potensi banjir rob dipicu oleh kombinasi bulan purnama pada 7 September dan peristiwa Perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi pada 10 September.
’’Kombinasi kedua fenomena ini dapat meningkatkan pasang maksimum air laut. Warga pesisir perlu meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya, Rabu (10/9).
Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi pesisir Bandarlampung, Tanggamus, Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Timur, hingga Pesisir Barat. Kondisi ini dikhawatirkan mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, nelayan, hingga pemukiman pesisir.
Selain banjir rob, BMKG juga memperingatkan adanya potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudy Haryanto, menyebut kondisi atmosfer saat ini mendukung pembentukan awan hujan intens.
“Dinamika atmosfer diperkuat oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby ekuatorial, serta anomali suhu muka laut yang lebih hangat dari normal. Semua faktor ini meningkatkan peluang hujan deras disertai petir di Lampung,” kata Rudy.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak banjir rob, hujan ekstrem, hingga potensi longsor dan banjir bandang di daratan.
“Masyarakat pesisir agar berhati-hati terhadap genangan, sementara warga daratan diminta waspada pohon tumbang, banjir, dan tanah longsor,” imbau Rudy.
Adapun prakiraan cuaca harian 10–14 September 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Lampung, terutama pada siang hingga malam hari. Diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi banjir pesisir atau rob yang diperkirakan pada awal September 2025.
Fenomena ini berkaitan dengan fase Bulan Purnama pada 7 September 2025 serta perigee atau jarak terdekat bulan dengan bumi pada 10 September 2025.
Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Dr. Eko Prasetyo, menjelaskan kondisi tersebut dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum sehingga berdampak pada aktivitas masyarakat di kawasan pesisir.
“Potensi banjir pesisir secara umum bisa memengaruhi kegiatan bongkar muat di pelabuhan, pemukiman penduduk, tambak garam, serta perikanan darat,” kata Eko dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).
Sejumlah wilayah yang diperkirakan terdampak banjir rob meliputi pesisir Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Maluku.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pasang maksimum air laut dan dampaknya. Informasi terkini mengenai peringatan cuaca dan maritim dapat diakses melalui situs resmi BMKG, aplikasi InfoBMKG, media sosial @BMKGmaritim, call center 196, atau kantor BMKG terdekat.
Sebelumnya, Ancaman banjir rob kembali mengintai pesisir Lampung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Kelas IV Panjang secara resmi mengeluarkan peringatan dini atas potensi pasang maksimum dan banjir rob pada 14 hingga 17 Mei 2025.