JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan adanya potensi tekanan inflasi akibat kenaikan harga beras yang berlanjut. Peringatan ini disampaikannya dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Gubernur Bank Indonesia, Selasa (2/9).
Menurut Sri Mulyani, meski inflasi nasional masih terjaga dengan headline inflation berada di angka 2,31% pada Agustus 2025, pemerintah tetap perlu waspada terhadap pergerakan harga komoditas pangan strategis, khususnya beras.
’’Inflasi yang berasal dari volatile food bisa dikendalikan, meskipun kita tetap harus waspada terhadap inflasi yang berasal dari harga pangan terutama beras,” ujar Sri Mulyani.
Peringatan tersebut selaras dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat kenaikan harga beras secara signifikan di seluruh level distribusi pada Agustus 2025.
Tingkat penggilingan, harga naik menjadi Rp14.596/kg dari Rp13.346/kg pada Juli dan Rp12.810/kg pada Agustus 2024. Naik 1,87% secara bulanan (month-to-month) dan naik 6,15% secara tahunan (year-on-year).
’’Rata-rata harga beras di penggilingan naik signifikan dan ini harus menjadi perhatian,” ujar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers virtual, Senin (9/2025).
Rincian harga berdasarkan kualitas beras (H2), yaitu beras premium naik 2,32% (bulanan), 5,77% (tahunan), kemudian beras medium naik 1,46% (bulanan), 6,58% (tahunan).
Di tingkat grosir, harga naik menjadi Rp14.292/kg dengan inflasi bulanan 0,64% dan inflasi tahunan 5,56%. Sementara itu, pada tingkat eceran harga naik Rp15.393/kg atau 0,73% bulanan dan 4,24 % tahunan.
Meski terjadi kenaikan harga beras, Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,08% secara bulanan pada Agustus 2025. Kontributor utama deflasi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan penurunan harga sebesar 0,29%.
Sementara untuk komoditas penyumbang deflasi terbesar, mulai dari cabai rawit menyumbang deflasi sebesar 0,07%. Sedangkan beras justru memberikan andil inflasi sebesar 0,03%, meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (0,06%). (beritasatu.com/c1/ful)