“Di dalam negeri, arah laju inflasi menunjukkan perkembangan yang baik menuju ke level sasaran 2-4 persen. Namun di ujung 2023 ini ada peluang inflasi (indeks harga konsumen) bulan Desember cenderung cukup tinggi, sebab inflasi musiman karena ada perayaan Natal dan Tahun Baru sehingga akan mendorong inflasi tahunannya,” tuturnya.
Ryan menilai, langkah Bi untuk tetap menjaga marjin atau spread antara suku bunga acuan dan inflasi tahunan sesuai ekspektasi pasar, maka pilihan untuk menahan BI rate menjadi rasional.
Ini juga selaras dengan panduan global dimana era suku bunga tinggi dengan waktu yang lama atau disebut dengan higher for longer kemungkinan masih akan berlanjut hingga pertengahan 2024 nanti.
Ini terindikasi dari sinyal yang disampaikan para gubernur bank sentral negara maju terkait potensi penurunan suku bunga acuannya di tahun depan.
BACA JUGA:Kamu Termasuk Orang Sibuk dan Mageran? Ini Dia 6 Tanaman Hias yang Cocok Kamu Pelihara
Maka, pemilihan waktu terbaik dan tepat untuk menyesuaikan suku bunga acuan menjadi sangat krusial bagi setiap bank sentral, termasuk BI.
“Pertimbangan utamanya adalah tercapainya target inflasi tahunan yang permanen atau stabil dan berkelanjutan dalam beberapa bulan ke depan,” tandasnya. (jpc/c1/abd)
Artikel ini sudah tayang di Jawapos.com
'Bank Indonesia Diprediksi Tetap Menahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen'