BANDAR LAMPUNG – Universitas Lampung (Unila) kembali menunjukkan prestasi lewat dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Destiani, M.Pd., yang terpilih mengikuti Program Guru Bantu di Australia. Yaitu program yang diselenggarakan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (PBSI UPI) bekerja sama dengan KBRI Canberra. Destiani sendiri saat ini sedang melaksanakan studi doktor di Universitas Pendidikan Indonesia konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Program tersebut diikuti enam peserta terpilih dari UPi termasuk Destiani yang akan menjalani tugas pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Australia. “Saya memang tertarik dalam pengajaran BIPA. Setiap ada seminar atau pelatihan, saya selalu berusaha ikut serta. Program ini menjadi kesempatan berharga untuk berinteraksi langsung dengan pemelajar asing dan mengasah kemampuan saya,” ujar Destiani melalui rilisnya.
Program pengajaran ini, lanjutnya, akan berlangsung dari tanggal 6 Oktober hingga 19 Desember 2025 dengan lokasi penugasan di Universitas Flinders, Adelaide. Meskipun, penentuan lokasinya masih dalam proses koordinasi dengan KBRI Canberra.
Kemudian selama program berlangsung, Destiani tidak hanya mengajarkan bahasa Indonesia. Mereka juga akan memperkenalkan budaya Indonesia melalui berbagai kegiatan. Seperti tarian tradisional, menapis, dan memasak masakan nusantara. Ia juga berencana mengimplementasikan model pembelajaran BIPA yang sedang ia kembangkan sebagai bagian dari disertasinya.
Harapan Destiani sangat jelas, agar pemelajar BIPA tidak hanya memahami kosakata bahasa Indonesia, tetapi juga merasakan keindahan budaya yang melekat pada bahasa tersebut. “Pengenalan budaya bukan hanya tentang kegiatan langsung, tapi juga melalui teks yang merefleksikan keseharian orang Indonesia,” katanya.
Keberangkatan Destiani ini didukung sejumlah pihak penting, antara lain Prof. Dr. Yulianeta, M.Pd. yang membimbing proses seleksi dan menghubungkan dengan KBRI Canberra; Prof. Dr. Sumiyadi, M.Hum. dari Prodi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia yang memberikan izin dan dukungan; Dosen wali, Prof. Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd. yang terus memberi semangat; Koordinator Prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila Dr. Eka Sofia Agustina, M.Pd.; dan tentunya suami tercinta yang membantu manajemen rumah tangga selama penugasan.
Menjelang keberangkatan, Destiani pun mengaku telah mempersiapkan materi ajar, kegiatan budaya, hingga perlengkapan khas Lampung seperti kain tenun, benang emas, dan angklung untuk mendukung pembelajaran budaya di Australia. Ia juga berusaha meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya agar komunikasi selama program berjalan lancar.
Menurutnya, pengalaman internasional seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kapabilitas dosen. “Mengajar di lingkungan akademik berbeda memaksa kita beradaptasi dan berinovasi. Praktik terbaik dari luar negeri akan bermanfaat untuk pengembangan pendidikan di Indonesia,” ujarnya.