Nabi Ibrahim, Salah Satu Nabi yang Paling Taat dan Setia kepada Allah SWT

Selasa 03 Jun 2025 - 21:34 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

 

Pertanyaan-pertanyaan kritis ini menunjukkan bahwa sejak kecil, Nabi Ibrahim memiliki pemikiran yang mendalam dan keinginan kuat untuk mencari kebenaran. Kisah masa kecil Nabi Ibrahim ini menjadi bukti bahwa pencarian akan kebenaran dan keimanan dapat dimulai sejak usia dini.

 

Keteguhan hati dan keberanian Nabi Ibrahim dalam mempertanyakan tradisi yang salah menjadi teladan bagi generasi muda untuk selalu mencari kebenaran dan tidak takut untuk berbeda pendapat demi mencapai keyakinan yang benar.

 

Pada suatu malam, ketika langit gelap, Ibrahim melihat sebuah bintang yang bersinar terang. Ia berpikir, ’’Inilah Tuhanku.” Namun, ketika bintang itu terbenam, ia berkata, ’’Aku tidak suka kepada yang terbenam.”

 

Kemudian ia melihat bulan terbit dan kembali berpikir, ’’Inilah Tuhanku.” Namun, ketika bulan itu terbenam, ia menyadari bahwa bulan juga tidak layak disembah. Akhirnya, ketika melihat matahari terbit, ia berkata, ’’Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, ia menyadari bahwa matahari pun tidak layak disembah. Melalui perenungan ini, Ibrahim menyimpulkan bahwa Tuhan yang sejati adalah Dia yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak pernah terbenam atau hilang.

 

Pencarian spiritual ini menunjukkan ketajaman akal dan kepekaan hati Ibrahim dalam mencari kebenaran. Ia tidak menerima begitu saja tradisi yang ada, melainkan mempertanyakan dan mencari jawaban yang memuaskan akal dan hatinya. Proses ini mengantarkannya pada keyakinan bahwa hanya Allah SWT, Pencipta segala sesuatu, yang layak disembah.

 

Setelah menemukan kebenaran ini, Ibrahim tidak hanya menyimpannya untuk dirinya sendiri. Ia merasa terpanggil untuk mengajak ayahnya dan kaumnya meninggalkan penyembahan berhala dan beriman kepada Allah SWT. Namun, ajakannya ditolak. Bahkan, ia menghadapi ancaman dari ayahnya dan masyarakat.

 

Kisah pencarian Tuhan oleh Nabi Ibrahim ini diabadikan dalam Al-Qur’an, Surat Al-An’am ayat 76-78, yang menggambarkan perenungan dan kesimpulan Ibrahim tentang keesaan Tuhan. Kisah ini menjadi teladan bagi umat manusia tentang pentingnya menggunakan akal dan hati dalam mencari kebenaran dan beriman kepada Allah SWT.

 

Nabi Ibrahim dikenal karena keberaniannya dalam menentang penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaumnya. Setelah berbagai upaya dakwahnya ditolak, beliau merencanakan tindakan yang lebih tegas untuk menyadarkan mereka. Pada suatu hari raya besar, ketika seluruh penduduk kota pergi merayakan di luar kota, Nabi Ibrahim melihat kesempatan untuk melaksanakan rencananya.

Tags :
Kategori :

Terkait