29 Desainer Nasional Ramaikan Lampung Fashion Tendance

Selasa 12 Dec 2023 - 18:17 WIB
Editor : Rizky Panchanov

BANDARLAMPUNG- Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Lampung menggelar Lampung Fashion Tendance bertema Predictshion.

 

Acara tersebut berlangsung di Ballroom Hotel Radisson, Bandarlampung, Selasa (12/12) diikuti 29 desainer dari enam provinsi.

Ada lima desainer dari luar Lampung, yaitu dari Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.

 

Ketua Pelaksana Lampung Fashion Tendance, Linda Soedibyo mengatakan, kegiatan ini yang pertama digelar APPMI di Lampung.

"Lampung Fashion Tendance ini sebuah gelar karya untuk memperdiksi trend tahun depan dengan tetap mengedepankan karekteristik lokal. Seperti ditampilkan dari wastra (kain tradisional Indonesia)," ujar Linda Soedibyo dalam konferensi pers, Selasa.

 

Di momen Lampung Fashion Tendance, pihaknya mendorong dunia fashion untuk menjaga lingkungan. Itu dibuktikan dengan karya-karya yang ditampilkan desainer ada dari eco print, kain perca atau kain sisa, dan lainnya.

 

Pada kesempatan itu Ketua Dekranasda Lampung, Riana Sari Arinal mengatakan, Lampung Fashion Tendance bertajuk Predictshion ini gelaran perdana yang di pelopori oleh APPMI BPD Lampung.

Selaku Ketua Dekranasda Lampung, Riana mengapresiasi munculnya berbagai inisiatif positif yang turut memajukan Lampung.

 

Lampung kata dia memiliki beragam wastra sebagai bagian dari warisan budaya Lampung. Tidak hanya tapis yang sudah terkenal, tapi juga tenun, tampan, sulam usus, sulam jelujur, maduaro, tumbung manuk, dan lainnya. Itu semua masih sangat terbuka untuk dikembangkan dan dikreasikan menjadi karya-karya kriya seperti home dekor maupun fashion berupa baju, sepatu, tas maupun aksesoris.

 

Gelaran Lampung Fashion Tendance diharapkan Riana Sari Arinal tidak hanya menjadi perhatian feshion nasional, namun lebih jauh akan membawa dampak positif untuk semakin berkembangnya industri wastra dan fashion di Lampung.

"Saya juga berharap ini tidak hanya pertama dan satu-satunya, tetapi menjadi kegiatan tahunan yang ditunggu-tunggu para desainer," tuturnya.

 

Sementara Imam Mardioto dari Batik Melayu Kutai, Kalimantan Timur mengatakan pada Lampung Fashion Tendance dirinya mengangkat legenda Danau Lipan.

"Saya mengambil motif batik Melayu Kutai. Itu agak berbeda dengan motif batik lainnya. Saya branding tidak ada motif Dayak-nya. Jadi saya ambil dari melayunya ada buah-buahan, tanaman, flora fauna, dan lainnya," ujarnya.

 

Legenda Danau Lipan ini, kata Imam Mardioto adalah legenda dari Kalimantan Timur terkait cerita cinta yang ditolak. Dimana, menurut Imam Mardioto dahulu kala ada seorang putri yang terkenal kecantikannya dilamar oleh raja-raja. Tetapi sang putri marah terhadap orang yang melamarnya karena tidak punya tata kerama.

 

"Si raja pulang ke negaranya membawa pasukan dan perang. Karena banyak korban dari pihak putri. Si Putri yang memiliki keistimewaan habis kesabaran. Dia kunyah sirih dan di semburkan sirih itu menjadi kelabang atau limpah," ungkapnya. (pip/nca)

 

Kategori :