BANDARLAMPUNG - Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung mendata ada 61 orang meninggal dunia akibat terjangkit Tuberculosis (TBC) selama tahun 2022 di Kota Tapis Berseri.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Bandarlampung, Liskha Sari mengatakan Indonesia menduduki peringkat kedua dunia tertinggi penderita TBC setelah India.
TBC disebarkan oleh bakteri atau mycobavterium. Ada 969 ribu kasus, dengan angka kematian di Indonesia 144 ribu.
Di Bandarlampung, dari data tahun 2022) jumlah yang diobati karena TBC ada 4.074 orang, 1.152 diantarany sembuh, dan 2.756 mendapat pengobatan lengkap.
BACA JUGA:Hendak Balap Liar Belasan Remaja Diamankan
“Meninggal dunia 61 jiwa, putus berobat 37 orang , tidak dievaluasi atau pindah 58, pasien sudah dievaluasi 2.515, treatment sukses 97 persen," kata dokter Liska saat mengisi diskusi yang diselenggarkan organisasi Inisiatif Lampung Sehat (ILS) Bandarlampung, Senin.
Menurutnya, dibandingkan dengan tahun 2021 angka kematian tahun 2022 terbilang naik, yakni di tahun 2021 hanya ada 46 jiwa yang meninggal dunia.
Meski begitu, target keberhasilan yang diberikan pusat terbilang sukses, lantaran pihaknya bisa mencapai target angka lebih dari 90 persen, dengan tujuan target adalah eliminasi di tahun 2023.
Bandarlampung menempati angka 97 persen sesuai dengan Perpres Nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulanagan Tuberculasis.
BACA JUGA:KPU Tanggamus Mulai Fasilitasi APK
"Target SPM Terduga TBC 31.239, jumlah terduga TBC 30.692 orang. Capaian Standar Pelayanan Maksimum (SPM) 97.2 persen tahun 2023, kami dimandatkan mencari kasus sebanyak mungkin sesuai dengan perintah pusat, semakin banyak semakin sukses untuk diobati, kalau cepat ditemukan," ujarnya.
Ditanya wilayah mana sajakah yang memang rentan akan penyakit TBC? Dirinya menyebut beberapa tempat yang memang kumuh dan padat penduduk seperti Kaliawi, Kotakarang dan lainnya.
"Wilayah rentan TBC di Bandar Lampung seperti Bakung, wilayah yang kumuh dan padat, seperti Kotakarang, Kaliawi yang memang pada jumlah penduduknya," ungkapnya.
Dengan tegas Liskha menyebut keterbukaan masyarakat Bandarlampung tipis dan cenderung malu memberi tahu keluhannya kepada petugas kesehatan di Puskesmas.
BACA JUGA:Adaptasi Lancar, Timnas Siap Tampil di BWF World Tour
Untuk mencegah kata Liskha, masyarakat harus peduli dengan kesehatannya.
“Kalau di rumah bisa membuka ventilasi, menjaga lingkungan, tidak merokok dan lainnya. Kami juga mengupayakan screening turun ke lapas, panti asuhan dan lokasi lainnya, Diskes melalui UPT Puskesmas dan pengecekan dahak. Ini gratis," tegasnya.
Oleh karenanya Diskes Bandarlampung bersama Inisiatif Lampung Sehat berupaya mendekatkan diri secara perlahan terhadap masyarakat yang ditemukan positif TBC, mulai dari pengecekan hingga pendampingan minum obat.
"ILS sendiri bertugas menemukan warga positif TBC dan mendampingi langsung setiap temuan, temuan kita lebih kecil dari pada dinas karena kita baru ada 100 kader, angka kasus 50 persen. yang jelas kami membantu rekan-rekan di Puskemas data terintergrasi," ujar Koordinator ILS Pristi Wahyu Diawati.
BACA JUGA: Anggota Parpol Dilarang Jadi KPPS
Pihaknya dan Diskes juga mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan sirkulasi udara di rumah/tempat kerja berjalan baik.
"Tidak lupa untuk memberikan imunisasi BCG kepada bayi yang baru lahir, menerapkan etika bersin dan batuk di tempat umum, dan rutin berolahraga dan menjaga asupan nutrisi," pungkasnya.(mel/nca)