Dapur MBG Tak Steril Diduga Sebabkan Keracunan

Dinas Kesehatan Bandarlampung menemukan bakteri E.coli dalam air bersih yang digunakan katering penyedia makanan sekolah di Sukabumi. -FOTO IST -
// Tak Penuhi Syarat, Aktivitas Dihentikan Sementara
BANDARLAMPUNG – Ratusan siswa dari dua sekolah di Kecamatan Sukabumi, Kota Bandarlampung, mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dan minuman di sekolah, Jumat (29/8).
Ternyata, hasil dari inspeksi Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung, ditemukan sejumlah pelanggaran. Di mana, area pembuatan makanan tidak higienis di dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pun menyebut hasil uji awal menunjukkan adanya bakteri Escherichia coli (E.coli) pada air bersih yang digunakan untuk mengolah makanan di dapur katering.
Akhirnya, Diskes memberikan rekomendasi kepada Ketua Sekolah Penyedia Program Gizi (SPPG) untuk menghentikan sementara aktivitas hingga benar benar steril.
Kepala Diskes Kota Bandar Lampung, Muhtadi A. Tumenggung, mengatakan pihaknya langsung turun ke lokasi bersama Dinas Pendidikan dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) begitu menerima laporan dari sekolah.
“Langkah pertama kami adalah memberikan penanganan medis kepada siswa SDN 2 Sukabumi, SMPN 31 Bandar Lampung, serta satu SD di Campang Raya. Total ada 247 siswa mengalami gejala keracunan, 12 di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas. Alhamdulillah, kondisi mereka saat ini membaik,” ujar Muhtadi, Senin (1/9/2025).
Sebagian besar siswa lain menjalani rawat jalan dengan keluhan mual, muntah, dan pusing, serta terus dipantau Puskesmas Campang bersama pihak sekolah.
“Kalau ada perkembangan kondisi siswa, langsung ditangani tenaga kesehatan di lapangan. Kami pantau terus melalui puskesmas,” tambahnya.
Dalam inspeksi di dapur penyedia makanan Bersama Gotong Royong (MBG) di Tirtayasa, Diskes menemukan sejumlah pelanggaran standar kebersihan. Ruang penyimpanan dan area produksi makanan dinilai tidak memenuhi syarat higienitas.
“Temuan tersebut langsung kami sampaikan ke Ketua SPPG (Sekolah Penyedia Program Gizi). Mereka menyatakan akan menghentikan sementara kegiatan dapur hingga kondisi benar-benar steril dan sesuai standar sanitasi,” jelas Muhtadi.
Diskes juga memastikan seluruh korban mendapat pelayanan gratis. “Bagi siswa yang tidak bisa mengklaim BPJS, biaya ditanggung pemerintah kota. Saat itu juga penanganan medis diberikan di fasilitas kesehatan Pemkot,” tegasnya.
Lebih lanjut, Muhtadi mengatakan hasil laboratorium awal memang menunjukkan adanya kontaminasi bakteri E.coli. Namun pihaknya masih menunggu hasil resmi dari BPOM untuk memastikan sumber utama pencemaran.
“Uji awal positif E.coli, tetapi untuk kepastian lebih detail kami menunggu hasil BPOM. Kami sudah memberikan rekomendasi agar sanitasi diperbaiki dan standar keamanan pangan benar-benar dipenuhi,” tandasnya.