Tuhu Bangun: Pemimpin Harus Gunakan Feeling dalam Mengambil Keputusan

Senin 10 Mar 2025 - 15:00 WIB
Reporter : Mitra
Editor : Taufik Wijaya

BENGKULU UTARA, RADAR LAMPUNG – Region Head PTPN I Regional 7, Tuhu Bangun, menegaskan pentingnya intuisi atau feeling dalam kepemimpinan saat meninjau Kebun Ketahun, Bengkulu Utara, Senin (10/3/2025). Dalam kunjungan yang merupakan bagian dari Safari Ramadan, ia memberikan arahan kepada manajer, asisten kebun, dan para mandor mengenai efektivitas kepemimpinan di lapangan.

Dalam inspeksi tersebut, Tuhu didampingi Kepala Bagian SDM, Ronal Sudrajat, serta sejumlah staf. Mereka disambut oleh Manajer Kebun Ketahun Adi Setya Kristiawan bersama timnya. Setelah berdiskusi dan menganalisis data produksi serta produktivitas, ia menemukan adanya disparitas signifikan antara beberapa kemandoran meskipun memiliki kondisi yang relatif serupa.

“Kita melihat ada perbedaan produktivitas yang mencolok. Ada yang mencapai 21 kg per hari kerja, tetapi ada yang hanya sembilan. Dalam situasi seperti ini, seorang pemimpin harus mengoperasionalkan feeling-nya untuk mencari penyebab dan solusi,” ujar Tuhu.

 

Pentingnya Intuisi dalam Kepemimpinan

 

Tuhu Bangun membagikan pengalaman pribadinya saat menjabat sebagai General Manager di PTPN IV, di mana ia tidak langsung mempercayai laporan staf tanpa verifikasi lapangan. Ia bahkan pernah menyamar sebagai pemancing di sungai dekat kebun untuk mengamati kondisi sebenarnya.

“Bukan berarti saya tidak percaya kepada staf, tetapi saya harus skeptis dan memverifikasi langsung. Dari situ saya menemukan berbagai penyimpangan di lapangan yang tidak terungkap dalam laporan tertulis,” katanya.

Ia menekankan bahwa kepemimpinan harus progresif dalam menyelesaikan masalah. “Ketika saya menerapkan kebijakan baru, awalnya ada dinamika dan resistensi. Namun, setelah delapan bulan, seluruh kebun dan pabrik yang saya pimpin mencapai target di atas 100 persen RKAP,” tambahnya.

 

Pesan Teknis untuk Meningkatkan Produktivitas

 

Mengenai kinerja Kebun Ketahun yang belum optimal, Tuhu memberikan beberapa arahan teknis, termasuk pembinaan pekerja yang produktivitasnya rendah. Ia menyoroti tiga faktor utama yang menyebabkan kehilangan produksi (losses), di antaranya k etidaksempurnaan penyadapan pohon, k ehilangan produksi akibat kelalaian atau kesalahan teknis dan p encurian, baik oleh pihak luar maupun internal.

“Pastikan semua pohon tersadap minimal 90 persen, getah tidak tumpah atau terbuang, serta cegah potensi pencurian,” tegasnya.

Ia menargetkan produktivitas karet kering minimal 1.700 kg per hektare dan produksi pekerja minimal 21 kg per hari kerja. Manajer Kebun Ketahun, Adi Setya Kristiawan, berkomitmen untuk menerapkan arahan tersebut.  “Dengan dukungan seluruh tim dan kondisi alam yang kondusif, kami optimistis dapat mencapai target,” kata Adi.

Kategori :