Misalnya, umat muslim membaca satu huruf dalam Alquran akan dibalas satu kebaikan yang selanjutnya kebaikan tersebut dilipatgandakan menjadi 10 kali.
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah, ia akan mendapat pahala satu kebaikan, satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak menyebut alif laam miim satu huruf, tapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR Tirmidzi).
Bentuk kasih sayang Allah SWT. kepada makhluk-makhluk-Nya yang disebutkan di atas patut disyukuri. Hal ini bisa dijadikan motivasi untuk menjadi umat muslim yang semakin taat kepada Allah SWT
Menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan gembira dan syukur. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan gembira dan antusias beribadah pada-Nya serta syukur. Bagaimana tidak?
Bulan Ramadan membawa banyak keutamaan seperti rahmat (kasih sayang),
maghfirah (pengampunan dosa), itqu minnan nar (pembebasan dari api neraka), keberkahan (dilipatgandakan pahala), sarana menjadi orang takwa, malam Lailatul Qadar, dan keutamaan lainnya. Ini nikmat dan karunia Allah yang wajib disambut dengan gembira dan disyukuri.
Dengan berbagai keutamaan yang dimilikinya tersebut, maka sangatlah wajar bila bulan Ramadan dijuluki oleh Rasulullah SAW dengan sebutan sayyid asysyuhur (penghulu segala bulan). Karena itu, bulan Ramadan disambut dengan gembira dan antusias oleh umat Islam di seluruh dunia.
Sebaliknya, ada golongan yang merasa susah dan gelisah dengan kedatangan bulan Ramadan. Mereka tidak bergembira sebagaimana umat Islam lainnya bergembira dalam menyambut kedatangannya. Mereka adalah golongan setan dan para pengikutnya dari kalangan manusia yaitu para pelaku maksiat.
Bagi para setan, kedatangan bulan Ramadan berarti menggagalkan usaha mereka selama ini dalam menjerumuskan umat Islam ke dalam neraka. Karena pada bulan Ramadan, Allah menyediakan pengampunan bagi orang-orang yang berpuasa, maka para setan tidak senang.
Rasa tidak senang juga dirasakan oleh para pengikut dan murid setan dari kalangan manusia. Mereka itu para pelaku maksiat. Bagi mereka, Ramadan mengganggu maksiat yang sudah biasa dilakukan selama ini.
Tidak ada amalan khusus yang disyariatkan dalam menyambut kedatangan bulan Ramadan karena tidak ada satu pun dalil yang shahih yang menjelaskannya. Kecuali menyambutnya dengan gembira, antusias dan syukur, serta menyampaikan kabar gembira atas kedatangan bulan Ramadan dengan menjelaskan berbagai
keutamaannya.
Bulan Ramadan merupakan karunia dan Rahmat Allah. Karena itu, wajib disambut kedatangannya dengan gembira, antusias, dan syukur. Sebagaimana firman
Allah: ’’Katakanlah (Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka
kumpulkan’’. (Yunus: 58).