BANDARLAMPUNG – Perbankan syariah akan semakin fokus di tahun 2025. Salah satunya, menjawab tantangan untuk menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam bertransaksi.
Hal tersebut diungkapkan Ketua ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) DPW Lampung, Khoerul Wajid dalam pertemuan “Outlook Market dan Tantang Perbankan Syariah di 2025” yang digelar Senin (13/1).
“Masyarakat saat ini sudah sangat familiar dengan transaksi digital, dan mudah-mudahan juga bisa dialihkan untuk semakin familiar dengan transaksi syariah,” katanya pada pertemuan tersebut.
Khoerul juga menyampaikan, perbankan syariah diharapkan dapat semakin kuat dengan hadirnya dua organisasi pendukung.
Yakni ASBISINDO yang telah lebih dulu dibentuk pada 31 Maret 1992, dan HIMBARSIH (Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Syariah Seluruh Indonesia) yang resmi didirikan pada 5 Desember 2024.
HIMBARSIH didirikan sebagai wadah independen bagi Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.
Ini merupakan bentuk respons terhadap aspirasi anggota BPRS yang menginginkan identitas lebih kuat dan mandiri dalam industri keuangan syariah nasional.
Ketua HIMBARSI DPW Lampung, Suryanti mengungkapkan, dengan dibentuknya HIMBARSI diharapkan dapat meningkatkan daya saing BPRS melalui pemanfaatan teknologi, penguatan sumber daya manusia, dan literasi keuangan.
Serta menciptakan sinergi lebih luas dengan mitra strategis, baik di dalam maupun luar negeri.
Berangotakan 11 BPRS yang tersebar di 9 kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Suryani juga menyampaikan, BPRS telah mengalami perubahan nomenklatur yang awalnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah menjadi Bank Perekonomian Rakyat Syariah sebagaimana mandat UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
“Kami siap berkolaborasi dan bersinergi untuk meningkatkan target market share perbankan syariah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan yang turut hadir dalam pertemuan terebut menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Lampung di tahun 2024 telah menunjukan kinerja yang cukup baik.
Hingga triwulan III pertumbuhan ekonomi Lampung berada di angka 4,8 persen.
“Untuk triwulan IV memang belum keluar, tapi biasanya (angka pertumbuhan ekonomi, red) akan naik karena adanya musim liburan Natal dan Tahun Baru, sekitar 4,8 – 4,9 persen. Kalau dilihat secara histori juga m dilihat dari pertumbuhan ekonomi year-on-year (yoy) Lampung dengan Sumatera itu tumubuh beriringan, dan Lampung memang lebih baik pertumbuhannya di banding Sumatera secara keseluruhan,” tutur Junanto.
Meski, sambung dia, jika dilihat selama pandemi COVID-19 kemarin, pertumbuhan ekonomi Lampung masih belum membaik seperti sebelum pandemi COVID-19.