TAK hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja juga bisa mengalami stres. Masalah ini tentunya tidak boleh diremehkan karena akan berdampak signifikan bagi kesehatan fisik dan mentalnya.
Cara Mengatasi Stres yang Dialami Anak-Anak dan Remaja
Senin 04 Nov 2024 - 09:00 WIB
Editor : Syaiful Mahrum
Mengutip dari laman Unicef, pemicu stres yang dialami oleh anak-anak dan remaja bisa timbul dari situasi negatif di rumah, kekerasan di sekolah, ataupun ujian. Bahkan ketika mereka berpindah rumah pun akan menimbulkan hal yang sama.
Sebagai orang tua harus mampu menghadapi hal ini dan ajarkan pada mereka untuk mengelola stres sejak dini sebelum menghadapi tingkat yang lebih tinggi lagi saat menginjak dewasa.
Melansir dari laman American Psychological Association, kenali 7 cara mengatasi stres yang dialami oleh anak-anak dan remaja menurut psikologi.
1. Memperbaiki Pola Tidur
Tidur merupakan elemen yang penting untuk kesejahteraan fisik maupun emosional, para ahli merekomendasikan tidur 9-12 jam setiap malam untuk anak usia 6 hingga 12 tahun, sedangkan remaja 10 jam.
Tidur menjadi prioritas untuk mengendalikan stres, serta batasi penggunaan layar handphone atau televisi di malam hari agar lebih sehat untuk mata.
2. Bicara
Bicaralah dari hati ke hati untuk meredam situasi stres tersebut, kemudian bantu mereka untuk melihat segala sesuatu dalam perspektif yang berbeda sehingga akan lebih mudah menemukan solusi.
3. Luangkan Waktu untuk Bersenang-senang
Sama seperti orang dewasa, anak-anak dan remaja juga memerlukan waktu untuk melakukan hal yang membuat mereka gembira, dengan waktu tidak terstruktur tanpa gangguan untuk berlatih musik atau olahraga.
Meskipun masa anak-anak dan remaja adalah waktu yang tepat untuk mengeksplor segala hal, mereka juga membutuhkan waktu yang seimbang.
4. Terhubung dengan Alam
Keluarlah menghabiskan waktu di alam terbuka secara efektif untuk menghilangkan stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang tinggal di pedesaan akan lebih banyak ruang hijau hingga lebih sedikit depresi, kecemasan, dan stres.
5. Journaling
Journaling atau menuliskan segala perasaan atau pemikiran adalah cara mengekspresikan diri tanpa mengurangi tekanan mental.
Beberapa peneliti juga menemukan bahwa menulis tentang perasaan positif akan meredakan gejala stres.
6. Latihan Mindfulness
Dalam sebuah penelitian terhadap program pelatihan mindfulness selama 5 minggu untuk anak usia 13 hingga 18 tahun, menemukan bahwa remaja yang mempelajari mindfulness mengalami tekanan mental yang jauh lebih sedikit dibandingkan remaja yang tidak mempelajarinya.
7. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan pereda stres yang penting bagi setiap orang dari segala kalangan. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS merekomendasikan aktivitas setidaknya 60 menit sehari untuk anak-anak usia 6 hingga 17 tahun.
Selain 7 cara diatas, dukungan orang tua juga sangat diperlukan untuk mengelola stres pada anak-anak dan remaja.
Seperti mengarahkan mereka sebagai pemecah masalah, membatasi penggunaan perangkat digital, dan tidak selalu mengiyakan segala ucapan negatif yang keluar dari mulutnya.
Dengan demikian, kita harus memahami bahwa cara mengelola stres itu harus ada kekompakan antara anak-anak dan remaja dengan orang tuanya.
Sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan sikap itu bisa diterapkan saat mereka beranjak dewasa. (jpc)
Kategori :