Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Melonjak

Cuaca buruk yang melanda perairan laut Lampung sepekan terakhir membuat sejumlah nelayan enggan melaut. Hal ini mengakibatkan harga ikan naik-FOTO LEO DAMPIARI -

BANDARLAMPUNG - Cuaca buruk yang melanda perairan laut Lampung dalam sepekan terakhir membuat sejumlah nelayan enggan melaut. Kondisi ini berdampak pada naiknya harga ikan di Pasar Ikan Gudang Lelang, Telukbetung, Bandarlampung.

Pantauan Radar Lampung di lapangan, gelombang tinggi dan angin kencang membuat banyak kapal penangkap ikan memilih bersandar di dermaga Ujung Bom dan Bumiwaras. Aktivitas bongkar-muat ikan pun terlihat sepi, berbeda dari biasanya yang ramai sejak dini hari.

“Sudah seminggu ini kapal tidak berangkat karena ombak besar. Jadi kami memilih menunggu cuaca stabil dulu,” ujar Ahmad, salah satu anak buah kapal (ABK) cantrang.

BACA JUGA:Fraksi Gerindra Dukung Perketat Alih Fungsi Lahan

Minimnya pasokan ikan dari laut membuat harga di pasar ikut terdongkrak. Berdasarkan pantauan, harga ikan naik antara Rp5.000 hingga Rp7.000 per kilogram, tergantung jenisnya.

Pedagang ikan di Gudang Lelang, Watinah, mengatakan pasokan ikan dari nelayan sangat berkurang dalam beberapa hari terakhir. 

“Biasanya tiap pagi banyak kapal bongkar ikan, tapi sekarang sepi. Pasokan sedikit, harga jadi naik,” ujarnya.

Ia mencontohkan, harga ikan raja ganteng dan ikan tuna yang sebelumnya Rp30 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp35 ribu per kilogram. Sementara ikan kacangan yang biasa dijual Rp25 ribu, kini dijual Rp30 ribu per kilogram.

“Kalau cuaca sudah bagus, harga biasanya turun lagi. Sekarang mahal karena stoknya sedikit,” tambah Watinah.

Kondisi cuaca ekstrem ini tidak hanya dirasakan nelayan, tetapi juga para pedagang ikan yang mengaku pendapatannya menurun drastis. “Biasanya sehari bisa jual 20 kilogram ikan, sekarang paling 10 kilogram. Pembeli juga banyak yang ngeluh harga naik,” kata Watinah.

Sementara itu, nelayan berharap cuaca segera membaik agar mereka bisa kembali melaut dan memenuhi kebutuhan pasar. “Kalau kapal nggak jalan, kami nggak dapat penghasilan. Sekarang cuma bisa nambat kapal dan memperbaiki jaring sambil nunggu angin reda,” ujar Ahmad.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung sebelumnya mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi 1,5 hingga 3 meter di perairan Teluk Lampung bagian selatan, Samudra Hindia barat Lampung, dan Selat Sunda bagian selatan.

Masyarakat, terutama nelayan kecil, diminta waspada dan tidak memaksakan diri melaut hingga kondisi cuaca kembali aman. (leo/c1/yud)

 

Tag
Share