Jihan Hadirkan Cinta untuk Anak Spesial

Wagub Lampung dukung gerakan Blossom, tegaskan pentingnya kesehatan mental anak berkebutuhan khusus-Foto Adpim -

BANDARLAMPUNG – Kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) bukan hanya soal pendidikan dan fasilitas, tetapi juga tentang ruang batin dan kesehatan mental mereka. Hal inilah yang disuarakan Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela saat menghadiri kegiatan Blossom — gerakan sosial bertema “Bring Love to Support Special Children’s Mental Health” yang digelar CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) bersama Lions Club Bandar Lampung, Minggu (19/10).

Wagub Jihan hadir bukan sekadar tamu kehormatan, melainkan sosok yang benar-benar menyatu dalam kegiatan itu. Ia berbincang akrab, menunduk sejajar dengan anak-anak, dan memuji setiap coretan warna karya mereka.

“Bagus sekali gradasinya, Arvan. Ini mau diwarnai hijau, ya?” ujar Jihan lembut kepada seorang peserta kecil yang tengah fokus menggambar.

BACA JUGA:LSO Jadi Wadah Positif Pelajar Salurkan Bakat

Di hadapan peserta dan relawan, Jihan menyebut kegiatan seperti Blossom bukan hanya agenda sosial, melainkan gerakan moral dan spiritual untuk menumbuhkan empati masyarakat terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus.

“Kesehatan mental anak-anak ini bukan perkara sederhana. Mereka bukan butuh kasihan, tapi ruang aman untuk tumbuh dengan cinta. Karena setiap anak, tanpa kecuali, berhak bahagia,” tegasnya.

Blossom menjadi momentum kolaborasi lintas generasi dan profesi. Mahasiswa kedokteran, dokter pendamping, komunitas sosial, hingga pihak pemerintah bersatu dalam satu tujuan: menghapus stigma dan membangun dukungan nyata bagi ABK.

Dokter pendamping dari CIMSA FK Unila menjelaskan, kegiatan tersebut diikuti sekitar 50 peserta, termasuk anak-anak dengan disabilitas dan peserta yang sebelumnya tergabung dalam program mental holiday.

“Ini bukan kegiatan seremonial. Kami ingin membangun pendekatan medis dan psikososial yang seimbang,” ujar salah satu relawan medis, menegaskan komitmen CIMSA untuk menjadikan mental health anak sebagai prioritas.

Kegiatan Blossom menandai bahwa gerakan peduli ABK di Lampung mulai mendapatkan ruang lebih luas. Namun, para pemerhati menilai, tantangan sebenarnya adalah melanjutkan semangat empati ini menjadi program berkelanjutan bukan hanya momentum tahunan.

Sebab, di tengah meningkatnya kesadaran publik soal kesehatan mental, anak berkebutuhan khusus masih menjadi kelompok yang paling rentan terpinggirkan. Tak sedikit dari mereka menghadapi diskriminasi di sekolah, tempat bermain, bahkan di lingkungan sosial terdekatnya. (rls/c1/yud)

 

Tag
Share