BANDARLAMPUNG - Berdasarkan Rapat Koordinasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2023, Widada, M.Pd. dari DI Jogjakarta terpilih sebagai Ketua MKKS SMK Indonesia. Kemudian Wakil Ketua I Rafli, M.Pd. (Sumatera Selatan) dan Wakil Ketua II Drs. Moh. Edy Harjito (Lampung). Lalu Sekretaris Drs. Darminto, M.Par. (DKI Jakarta); Wakil Sekretaris Dr. Paidi, M.T.Pd. (Bengkulu); dan Bendahara Dra. Agustina, M.Pd. (Jawa Timur).
Drs. Moh. Edy Harjito terpilih untuk kali keduanya sebagai wakil ketua II MKKS SMK Indonesia. Edy Harjito merupakan kepala SMKN 2 Bandarlampung. Edy Harjito menyatakan, MKKS SMK merupakan partner pemerintah. ‘’Partner untuk menyukseskan program pemerintah pengembangan SMK. Khususnya partner Direktorat SMK Kemendikbudristek,” katanya saat dihubungi via telepon.
Di Lampung, kata Edy Harjito, membantu pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memajukan SMK. “Untuk di Lampung, ya kita bantu Disdikbud dalam mendukung program pemerintah provinsi. Bagaimana memajukan SMK dan mendorong kualitas SMK di Lampung,” ujarnya.
Ditanya program pemerintah apa yang perlu didukung, Edy Harjito menyatakan seperti Kurikulum Merdeka. “Implementasi Kurikulum Merdeka serta Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Termasuk peningkatan kualitas guru SMK dalam program upskilling dan reskilling. Juga program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak,” ungkapnya.
Hal penting yang menjadi perhatian SMK, kata Edy Harjito, upskilling dan reskilling guru. “Guru harus meningkatkan skill-nya mengikuti perkembangan teknologi. Terutama teknologi industri. SDM guru perlu terus ditingkatkan,” katanya.
Selain itu, kata Edy Harjito, SMK harus terus meningkatkan kerja sama industri. “Kerja sama SMK dengan industri harus terus ditingkatkan. Apalagi industri sekarang ini sudah welcome bekerja sama dengan SMK,” ujarnya.
Soal SMK sekarang ini banyak yang tutup karena tidak ada siswa, Edy Harjito menilai karena SMK tersebut tidak ada ikon. “SMK harus ada ikon, ada jaminan mutu pendidikan, kualitas pendidikan, kualitas SDM, dan kelengkapan sarana-prasarana. Jika SMK sudah memiliki itu semua, saya yakin akan dicari masyarakat. Banyak peminat yang akan mendaftar di SMK tersebut,” tegasnya. (sya)
Kategori :