PESAWARAN - Pemkab Pesawaran melalui Dinas Ketahanan Pangan menggelar Pengolahan Pangan Lokal Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), Senin (7/10).
Kegiatan yang berlangsung di aula Perpustakaan Pesawaran ini dihadiri sekitar 50 Kelompok Wanita Tani (KWT) dari Desa Kutoarjo, Waylayap, dan Penengahan, Kecamatan Gedongtataan.
Acara dibuka Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pesawaran Hendra Sulistya dan dihadiri Wakil Ketua TP PKK Pesawaran Nurhayati Marzuki. Pada acara turut diberikan bantuan untuk optimalisasi pemberdayaan pemanfaatan pekarangan berupa bibit cabai rawit, terong ungu panjang, sawi, tomat, bayam, kangkung, daun bawang, kembang kol, dan seledri.
Kemudian waring, gembor, nampan, selang air, kepala semprotan air, pupuk APK, dan bibit alpukat.
Hendra Sulistya mengatakan, kegiatan ini bertujuan membiasakan masyarakat mengonsumsi pangan lokal B2SA. ’’Pengelolaan pengan lokal B2SA kali ini merupakan kegiatan yang kedelapan bersama KWT. Menyisakan tiga kecamatan lagi yang akan dilakukan kegiatan sama. Yakni Waykhilau, Kedondong, dan Tegineneng. Tujuannya supaya masyarakat itu mengonsumsi pangan dari pangan lokal. Contoh pakai tepung pisang yang biasanya pakai tepung terigu," ujarnya.
Sementara Nurhayati mengatakan, berdasarkan Pasal 60 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan. ’’Tujuannya memenuhi gizi masyarakat mendukung hidup sehat, aktif, dan produktif; meningkatkan kesadaran masyarakat; serta membudayakan pola konsumsi pangan B2SA sesuai dengan potensi dan kearifan lokal,’’ katanya.
Nurhayati melanjutkan, salah satu upaya meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi tentang pola konsumsi sejak usia dini melalui kegiatan Rumah Pangan B2SA. "Pelaksanaan kegiatan tersebut diintegrasikan dan dikonvergensikan dengan penanganan stunting dan lainnya," ujarnya.
Karena itu, kata Nurhayati, kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan B2SA dalam konsumsi sehari-hari.
"Berdasarkan hal tersebut, para pengurus dan anggota KWT saya harapkan dapat mengaktualisasikan peran serta fungsinya di bidang pertanian. Dengan memanfaatkan semaksimal mungkin lahan pekarangan menjadi lahan produktif dan berdaya guna untuk kepentingan masyarakat serta kesehatan keluarga," ungkap Nurhayati.
Nurhayati melanjutkan, optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan perlu dilakukan sehingga pekarangan menjadi sehat, indah, dan produktif.
Selain itu, kata Nurhayati, setiap individu KWT juga harus selalu berinovasi, kreatif, dan edukatif untuk menghasilkan pangan B2SA. "Melalui kesempatan ini, mari kita isi piring B2SA dengan 1/6 lauk pauk, 1/6 buah-buahan, 1/3 makanan pokok, dan 1/3 sayuran. Mari manfaatkan pangan lokal untuk memenuhi konsumsi pangan kelurga agar sehat, aktif, dan produktif," tuturnya. (*)