PESBAR - Kapal tongkang Puma-58 kapasitas 3.107 gross ton (GT) dengan membawa muatan kayu log (gelondongan) sebanyak 1.328 batang yang ditarik menggunakan Tugboat Virgo Power 7 kapasitas 207 GT bertolak dari Mentawai, Sumatera Barat, tujuan Semarang, berlindung di perairan Pesisir Barat. Tepatnya di perairan Labuhan Jukung, Kecamatan Pesisir Tengah, Kamis (3/10).
Kepala Wilayah Kerja Syahbandar Krui Ludi Lukardi mengatakan, kapal tongkang muatan kayu log atau kayu gelondongan dari Mentawai tujuan Semarang itu dalam pelayarannya di tengah laut wilayah Pesbar sempat dilanda cuaca buruk.
’’Kapal tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalannya. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kapal tongkang yang ditarik dengan tugboat itu berlindung di perairan Labuhan Jukung. Kita juga sudah koordinasi dengan Satpolairud mengenai kapal tongkang tersebut. Juga sudah berkoordinasi dengan kapten kapal untuk menuju ke darat dengan membawa dokumen kapal tersebut,” kata Ludi.
Dari hasil pemeriksaan bersama Satpolairud terhadap seluruh dokumen kapal, kata Ludi, baik kapal tongkang maupun kapal tugboat serta muatan kayu gelondongan itu semuanya lengkap dan tidak ada kendala. ’’Termasuk juga dengan kondisi mesin kapal semuanya aman dan tidak ada kerusakan. Hanya muatan kayu gelondongan itu sempat mengalami sedikit kemiringan sehingga kapten kapal terlebih dahulu akan melakukan penyusunan muatan kayu gelondongan tersebut,’’ ujarnya.
Menurut kapten kapal atas nama Abdul Rahman itu, kata Ludi, menyusun kembali muatan kayu gelondongan yang mengalami sedikit kemiringan setidaknya membutuhkan waktu sekitar lima hari.
Sementara Abdul Rahman mengatakan bahwa kapal yang dinahkodainya itu memang saat dalam perjalanan di tengah laut dilanda cuaca buruk. ’’Tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan kembali dan memutuskan untuk berlindung di perairan Pesbar yang ada di perairan Labuhan Jukung karena di perairan itu juga merupakan yang terdekat. Tiba di perairan Labuhan Jukung sekitar pukul 10.00 WIB,’’ katanya.
Anak buah kapal (ABK) yang ada di kapal, kata Abdul Rahman, ada sembilan orang dan satu orang operator tongkang. ’’Kita akan kembali melanjutkan pelayaran setelah kondisi cuaca baik sembari memperbaiki susunan muatan kayu gelondongan yang memang sedikit mengalami kemiringan,” ungkapnya. (*)