Untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Tim Dosen Politeknik Kesehatan Tanjungkarang melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Pengembangan Desa Mitra dengan Tema Kegiatan “Budidaya Maggot Untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Pekon Enggal rejo Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu”.
Pemerintah menargetkan Indonesia Bersih Sampah 2025 melalui 30 persen pengurangan sampah dan penanganan sampah dengan benar sebesar 70 persen dari total sampah pada tahun 2025. Dilansir dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2023 Indonesia menghasilkan 19 juta ton sampah dengan komposisi sampah terbesar berasal dari sampah sisa makanan yakni sebesar 41 persen. Kemitraan ini menjadi langkah kreatif dan solutif untuk optimalisasi pengelolaan sampah organik dengan metode biokonversi maggot dengan berbagai keuntungan, di antaranya menciptakan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru.
BACA JUGA:Angin Kencang, Pohon Jati Timpa Mobil Terios di Sumur Batu Telukbetung Utara
Sebanyak empat Dosen Poltekkes Tanjungkarang, melaksanakan pengabmas skema Program Pengembangan Desa Mitra dengan cara budidaya maggot untuk pengelolaan sampah organik sebagai peningkatan pendapatan masyarakat.
Keempat Dosen tersebut yaitu Dr. Azhari Muslim, S.Pd, M.Kes, Dr. Karbito, S.ST, M.Kes, Yuliati Amperaningsih, SKM., M.Kes, Yeyen Putriana, S.SiT, M.Keb dengan mengangkat judul Budidaya Maggot untuk Peningkatkan Pendapatan Masyarakat di Pekon Enggal Rejo Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu.
Kegiatan ini dilaksanakan bertahap sejak bulan Juli sampai dengan Oktober 2024, dengan sasaran atau mitra warga Pekon Enggal Rejo yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) Bunda Jaya di Balai Pekon Enggal Rejo. Sebagai upaya dalam mengatasi masalah prioritas mitra, maka kegiatan Pengabmas ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader posyandu terintegrasi dalam mendukung transformasi Kesehatan layanan primer dan budidaya maggot untuk peningkatan pendapatan masyarakat.
BACA JUGA:Hantam Jalan Berlubang saat Musim Hujan, Inilah Komponen Motor Rentan Rusak!
Skor SDGs Desa Enggal Rejo untuk Desa Sehat dan Sejahtera adalah 56,71. Desa dinyatakan sebagai Desa Peduli Kesehatan jika rerata jumlah total nilai minimal adalah tiga atau persentase dari total nilai indikator Desa Peduli Kesehatan setidaknya mencapai 80%. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Enggal Rejo belum mencapai kriteria minimal Desa Peduli Kesehatan. Potensi Desa Enggal Rejo memiliki peternakan ayam, ikan lele, sapi, lahan sawah hortikultura. Sedangkan fasilitas kesehatan meliputi posyandu, poskesdes, kader dan bidan, namun potensi tersebut belum terkelola dengan baik. Masalah yang dihadapi diantaranya limbah makanan rumah tangga dan limbah makan yang sudah melewati batas kadaluwarsa, sanitasi belum layak serta layanan fasilitas kesehatan (posyandu) yang belum maksimal. Kolaborasi dengan institusi Poltekkes sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan atau peningkatan taraf hidup.
Kegiatan pengabmas skema Program Pengembangan Desa Mitra untuk peningkatan kapasitas kader posyandu terintegrasi dan budidaya maggot dengan pengelolaan limbah makanan, adapun kegiatannya meliputi pelatihan budidaya maggot yang merupakan salah satu dari beberapa tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam 1 tahun yaitu: Analisis situasi; Workshop Kader untuk persiapan Posyandu terintegrasi; Pelatihan budidaya maggot. Seluruh rangkaian kegiatan sangat didukung oleh Kepala Pekon Enggal Suyoto, Kepala Puskesmas Adiluwih Ibu Tuti Aliana, S.ST, M.Kes, Ibu Bidan Enggal Rejo Ibu Tri Lusi Setiowati, S.ST dan Babinsa Enggal Rejo Bapak Sulfani.
BACA JUGA:IOH Melalui Brand Tri, Kejar Cover 100 Persen Jangkauan Jaringan sampai ke Pelosok Lampung
Ketua Tim Dosen Pengabmas Azhari Muslim mengatakan “luaran pelatihan ini adalah sebanyak 20 rumah tangga dapat membudidayakan maggot untuk pakan ternak dalam rangka pengelolaan limbah makanan” paparnya.
Kepala Pekon Enggal Rejo Suyoto memberikan ungkapan terima kasih, kepada Azhari Muslim Ketua Tim Pengabmas, Karbito, Yuliati dan Yeyen Putriana sebagai anggota Tim PKM dan Muhammad Nur Aziz selaku Narasumber dan Pengusaha budidaya maggot, yang telah memberikan materi penyuluhan informatif dan interaktif, serta melakukan langsung praktik budidaya maggot untuk peningkatan pendapatan masyarakat. Suyoto pun berharap agar pengabmas yang sedang dilaksanakan dengan baik dan sudah dimulai pada bulan Juli dapat terlaksana dengan lancar serta keberlanjutan pengabmas pada waktu yang akan datang.
“kegiatan ini mampu memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Pekon Enggal Rejo, khususnya dalam upaya peningkatan kapasitas kader posyandu terintegrasi dalam mendukung transformasi Kesehatan layanan primer dan budidaya maggot untuk peningkatan pendapatan masyarakat. Partisipasi aktif dari masyarakat menunjukkan antusiasme dan kesadaran akan pentingnya melakukan peningkatan kapasitas kader posyandu dan budidaya maggot.” Pungkas Suyoto. (*)