Lamban untuk yang Berpulang

Jumat 17 Nov 2023 - 22:04 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Rizky Panchanov

Setiap sudut sangat berarti. 

"Asalamualaikum, Ibu," suara Ratih membuat Darminah bergegas cepat menuju teras rumah. Tampak putrinya tengah menggendong Azam. Kehadiran cucunya meluruhkan hati Darminah. 

Darminah langsung bergerak cepat, memeluk erat Ratih, lalu mengambil alih cucunya dari gendongan putrinya itu. Wajah Darminah tidak dapat disangkal, betapa bahagianya ia saat ini. Sambil membawa tas di genggaman, Ratih beriringan masuk ke dalam rumah masa kecilnya itu. 

Rak kayu yang tampak lapuk terlihat jelas dari pintu yang terbuka. Terpampang jelas jejeran buku penghuni rak yang menyimpan kenangan Ratih. Diraihnya sebuah buku yang menguning. Buku pengantar tidur Ratih. 

Ratih menyusuri jejeran buku yang berdebu. Karya abadi sang ayah tertulis indah di setiap lembarnya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat sertifikat penghargaan terbingkai rapi di dinding rumah.

Langkah Ratih melambat ketika melihat setiap sudut rumahnya. Ia seperti melihat dirinya sedang bermain bersama ibunya. Bahkan, coretannya di dinding ketika masih balita itu masih terpampang jelas. 

Ratih menatap daun pintu berwarna biru langit di depannya. Senyum kecil menghiasi wajahnya ketika melihat penataan kamar yang masih sama. Diletakkannya dua tas di atas ranjang. Setelah mengganti baju, Ratih keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. 

Sesaat, Ratih merasakan sentuhan di pundak yang membuatnya langsung menengokkan kepala. Di sana, Darminah tersenyum kecil. 

"Azam sudah Ibu tidurkan di kamar. Kamu bantu Ibu menyiapkan acara nanti malam, ya?" Ratih mengangguk paham. 

Semakin senja, tetangga mulai berdatangan membantu di dapur. Beberapa orang sibuk membuat sambal. Ada tiga jenis sambal yang akan disajikan, yaitu sambal terasi, sambal tempoyak, dan sambal mangga. Beberapa orang sibuk membakar ikan. Sementara yang lain, menggoreng tahu dan tempe. 

Di ruang tamu, Arya membawa beberapa lembar daun pisang yang cukup lebar. Ia menatanya di atas lantai yang dilapisi tikar pandan. 

 "Ini sudah semua, Bu? Ratih bantu menyajikan lauknya, ya." 

Acara dimulai dengan doa yang dipimpin oleh ustaz dan dilanjutkan dengan nyeruit. 

"Ibumu itu harus diingatkan minum obat, Tih." kata Bu Yantri. 

Bu Yantri menatap Ratih dengan senyum. Ratih mengangguk paham sambil melangkah mengantarkan Bu Yantri meninggalkan rumah. 

Sesaat, Ratih terdiam menatap setiap sudut rumah. Langkahnya terhenti di rak tua. Diambilnya sebuah buku cerita pengantar tidurnya. Di dalamnya terpampang fotonya sedang digendong ayah. 

Kategori :

Terkait

Jumat 09 Aug 2024 - 21:35 WIB

Untaian Asa

Jumat 02 Aug 2024 - 21:40 WIB

One of the Standards of Beauty

Jumat 26 Jul 2024 - 22:34 WIB

Beda yang Sama

Jumat 19 Jul 2024 - 22:15 WIB

Irreplaceable

Terkini

Minggu 16 Feb 2025 - 20:34 WIB

Korean Dukung Langkah Rolling Kepsek

Minggu 16 Feb 2025 - 20:34 WIB

Gedung Student Centre Itera Diresmikan

Minggu 16 Feb 2025 - 20:33 WIB

IIB Darmajaya Buka Program Beasiswa