Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat dalam diri setiap anak. Anak dapat belajar berbagai keterampilan dengan senang melalui bermain tanpa harus merasa terpaksa.
Dengan konteks demikian, bermain menjadi salah satu sifat alami yang melekat pada anak. Berdasarkan pernyataan sebelumnya, maka penting untuk dipahami bahwa proses pembelajaran yang dilakukan dalam PAUD haruslah mengacu pada karakteristik perkembangan anak usia dini dan segala sifat alami yang melekat pada diri anak.
Demikian pula dengan stimulus yang diberikan harus dengan cara‐cara yang sesuai dengan karakteristik dan sifat alami anak usia dini. Pembelajaran PAUD yang demikian dapat dilakukan dengan pendekatan pembelajaran berbasis perkembangan otak (brain‐based learning).
Syafa‟at (2007) memaparkan bahwa pembelajaran berbasis perkembangan otak (brain‐based learning) menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak peserta didik. Pembelajaran ini didasarkan pada perkembangan struktur dan fungsi otak.
Megawangi et al. (2004) mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki kemampuan alami untuk belajar, selama tidak bertentangan dengan prinsip bekerjanya struktur dan fungsi otak.
Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa pola pendidikan pada anak usia dini harus dikembalikan pada kemampuan alami anak untuk belajar, yakni dengan prinsip perkembangan dan bekerjanya struktur dan fungsi otak pada anak.
Dengan demikian, segala bentuk proses pembelajaran yang dilakukan dalam PAUD dengan segala bentuk stimulasinya harus berlandaskan pada prinsip perkembangan dan bekerjanya struktur dan fungsi otak pada anak usia dini, agar apa yang menjadi tujuan dari penyelenggaraan PAUD dapat tercapai dengan efektif dan optimal.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki beberapa manfaat di antaranya memberikan sumbangan pemikiran bagi keilmuan yang terkait tentang optimalisasi perkembangan kognitif anak usia dini; menambah pengetahuan/wawasan di bidang kajian anak usia dini khususnya tentang optimalisasi perkembangan anak usia dini; serta bagi guru dan orang tua dapat menjadi pedoman yang akan diajarkan materi yang efektif dan efisien yang bagus dan bisa diajarkan pada anak agar dapat selalu memperhatikan perkembangan kognitif anak usia dini.
Pada saat sebelum dilaksanakan kegiatan maka dilakukan beberapa persiapan. Yaitu melakukan koordinasi dengan pihak desa yang akan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan serta dengan perwakilan warga yang akan mengikuti kegiatan Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Penguatan PAUD.
Diketahui, para warga belum pernah mendapatkan penguatan dalam bentuk yang berkelanjutan seperti ini dalam rangka mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Penguatan PAUD. Oleh karena itu, merupakan langkah yang tepat untuk melakukan penguatan di Desa Ruktiendah ini.
Melalui Penguatan PAUD, diperoleh informasi bahwa kelompok masyarakat sangat tertarik dan termotivasi untuk mempelajari dan mengetahui tentang cara Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Penguatan PAUD.
Hal itu karena pada zaman globalisasi ini dimana hampir keseluruhan aktifitas manusia menggunakan teknologi termasuk pendidikan. Maka sangat diperlukan suatu upaya agar tahap tumbuh kembang anak usia dini dapat berjalan dengan baik.
Pada tahapan persiapan ini, Tim pengabdian Dosen Universitas Lampung (Unila) juga melakukan kunjungan terlebih dahulu ke Desa Ruktiendah sebelum dilaksanakannya kegiatan pengabdian.
Hal ini bertujuan untuk melakukan koordinasi dengan pihak desa yakni kepala desa dan perangkat sehingga disepakati waktu dan tempat serta para peserta yang akan terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Selain itu, tim pengabdian juga melakukan beberapa beberapa persiapan seperti menentukan tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat.
Lalu, menentukan materi-materi yang akan disampaikan pada saat pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Penguatan PAUD.