Bantu Kurangi Sampah, Pemkot Metro Optimalkan Bank Sampah di Tingkat Kelurahan
Dirjend Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Republik Indonesia, Rosa Vivien Ratnawati--
METRO- Pemerintah Kota (Pemkot) Metro komitmen kurangi sampah dengan optimalkan bank sampah di tingkat kelurahan.
Hal tersebut sebagai upaya Pemkot untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS).
Wali Kota Metro Wahdi menuturkan, pihaknya melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro memaksimalkan bank sampah, dan memanfaatkan sampah dengan maksimal dengan melibatkan peran masyarakat untuk menjalankan pengurai sampah
"Karena itu diharapkan kita dapat terus melakukan pengurangan dan pengelolaan sampah dari hulu sampai ke hilir. Agar sampah bisa bermanfaat," ujar Wahdi saat kegiatan Seminar Sampah, di Wisma Haji Al-Khairiyah Kota Metro.
Ia mengatakan, sampah plastik membutuhkan waktu cukup lama untuk terurai, dan itu dapat berdampak pada lingkungan. Sehingga perlu adanya upaya untuk mengurai sampah plastik.
"Kita harus menyiapkan hidup untuk generasi kedepan. Metro ini sudah peka untuk melakukan itu, mengajak dan merubah sikap. Kita juga tanamkan bahwa urusan sampah ini adalah urusan bersama bukan hanya pemerintah ataupun dinas saja," kata Wahdi.
Dirjend Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Republik Indonesia, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, Indonesia menargetkan 30 persen pengurangan sampah, dan 70 persen penanganan sampah di tahun 2025.
"Bank sampah ini sangat berkontribusi besar untuk pengurangan sampah tapi memang bank sampah perlu dukungan semua pihak," ujarnya.
Ia mengungkapkan, bank sampah adalah sebagai sarana bagaimana memilah sampah dari rumah dan sampahnya dibawa ke bank sampah untuk dibeli.
"Berarti harus ada bank sampahnya dengan manajemen yang baik. Sampahnya setelah dipilah harus dibeli, jadi ada offtakernya atau pembeli sampah terpilahnya. Setelah itu, ekosistem ini perlu diperbesar," jelasnya.
Rosa juga menegaskan, perlu adsnya konsistensi dari bank sampah ataupun pemerintah terkait harga jual sampah yang telah terpilah.
"Jadi memang harganya naik turun. Salah satunya kuncinya itu konsistensi dari jumlah sampah yang mau dikirim ke perusahaan daur ulang. Lalu, kualitas sampah terpilah itu harus baik. Supaya harga sampah yang sudah terpilah itu juga baik," tukasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, Emilia Kusumawati mengungkapkan, di Provinsi Lampung telah terbentuk sekitar 169 bank sampah untuk percepatan penguraian sampah.
"Adanya bank sampah ini meningkatkan akses masyarakat dalam pengelolaan sampah. Sehingga, sampah yang masuk ke TPAS hanya yang residu," ujarnya.