Tahun Ini, OJK Proyeksikan Pertumbuhan Kredit 10-12 Persen
LOGO OJK -FOTO IST-
JAKARTA - Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) menunjukkan kinerja perbankan akan terjaga baik pada triwulan I 2024.
Fungsi intermediasi juga menguat sejalan dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko kemampuan mengelola risiko. Sektor rumah tangga, perdagangan, dan pengolahan jadi penyumbang kredit terbesar.
Optimisme perbankan tecermin dari indeks orientasi bisnis perbankan (IBP) yang tercatat sebesar 56 (zona optimis). Meskipun kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif seperti indeks ekspektasi kondisi makroekonomi (IKM) pada triwulan I 2024 di posisi 47 (zona pesimis).
Terutama disebabkan oleh perkiraan pelemahan nilai tukar dan peningkatan inflasi.
BACA JUGA:Beri Edukasi, LPS Dorong Perempuan Melek Keuangan
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana menilai kondisi perbankan Indonesia cukup solid dalam menghadapi berbagai tekanan dan kondisi yang mengancam ketahanan perbankan global.
Kondisi saat ini terdapat dua risiko utama yang perlu diwaspadai yaitu pelemahan pasar properti komersial dan keterkaitan bank dengan lembaga jasa keuangan non- bank.
“Berbagai indikator menunjukkan bahwa perbankan Indonesia dalam kondisi yang baik. Sebagai gambaran, di sektor perbankan Indonesia pada posisi Januari 2024, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 27,54 persen dengan rasio modal inti (Tier 1 capital) terhadap CAR sebesar 94,41 persen,” ucap Dian, belum lama ini.
Sebagai perbandingan, lanjut dia, rasio modal inti perbankan Amerika Serikat (AS) hanya 14,41 persen.
BACA JUGA:AirAsia Sediakan Ratusan Kursi Mudik Lebaran Tahun Ini
Untuk Uni Eropa rasio model inti sebesar 17,03 persen. Mencermati perkembangan risiko-risiko terhadap sektor perbankan global itu, Dian mencermati bahwa perbankan Indonesia masih terjaga dari risiko-risiko tersebut.
Menurut dia, ada tiga sektor ekonomi penyumbang kredit terbesar pada posisi Januari 2024. Sektor rumah tangga menjadi penyumbang kredit terbesar dengan 23,67 persen.
Lalu diikuti kredit sektor perdagangan besar mencapai 15,81 persen dan industri pengolahan 15,65 persen.
Sedangkan sektor real estate hanya menyumbang 5,09 persen total kredit sektor perbankan.