Bawaslu Header

Beras Alami Deflasi 0,45 Persen di 26 Provinsi

CEK STOK: Pengecekan stok beras di gudang Bulog, Jakarta Utara, Senin (4/11).-FOTO NURUL FITRIANA/JAWAPOS.COM -

JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas beras mengalami deflasi atau penurunan di 26 provinsi Tanah Air. Deflasi beras per November 2024 tercatat 0,45 persen dengan andil 0,02 persen.

  ’’Komoditas beras mengalami deflasi 0,45 persen dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen pada November 2024,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta.

 Amalia menjelaskan, penurunan harga beras terdalam terjadi di Papua Pegunungan yang mengalami deflasi beras hingga sebesar 4,64 persen. Ia menyebut memasuki periode November harga beras memang kerap mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya jika mengacu pada tiga tahun terakhir.

 Namun, deflasi beras baru tercatat pada November 2024 ini. Sebelumnya, komoditas beras masih mengalami inflasi 0,37 persen pada November 2022, dan sebesar 0,43 persen di November 2023. Adapun menurut catatan BPS, inflasi beras masih terjadi di delapan provinsi, dengan inflasi tertinggi berada di Jambi sebesar 1,17 persen.

 BACA JUGA:Investor Tiongkok Berbondong ke RI

’’Secara historis tekanan inflasi komoditas beras di bulan November menunjukan penurunan dibandingkan dengan kondisi Oktober. Hal ini terjadi pada 3 tahun terakhir, 2022-2024,” jelas Amalia.

 

Lebih lanjut, Amalia membeberkan bahwa penyebab terjadinya deflasi beras pada November ini disebabkan oleh penurunan harga yang terjadi di komoditas gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), beras medium, dan premium.

 

Menurut Amalia, penurunan ini terjadi karena ada terjadi panen di beberapa sentra produksi selama November 2024 di beberapa daerah. ’’Secara nasional penurunan harga GKP terdalam memang ada di Bali dan Jambi. Bali terjadi peningkatan stok karena memang terjadi panen Tabanan, Jambi ini terlihat banyak stok gabah di penggilingan,” bebernya.

 

Selain itu, adanya panen juga membuat stok di penggilingan menjadi melimpah. Amalia menilai hal tersebutlah yang membuat harga gabah di tingkat penggilingan mengalami penurunan.

 

Karena itu, dengan menurunnya harga gabah di tingkat petani dan melimpahnya stok beras di penggilingan memicu penurunan harga atau deflasi pada harga beras.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan