TRI DHARMA UNILA, Pemanfaatan TIK pada Penyusunan Analisis Bisnis dan Kelayakan Unit Usaha Bumdes

BERI PELATIHAN: Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Unila bersama pengelola BUMDes Berkah Abadi usai pelatihan analisis bisnis dan kelayakan usaha di Desa Krawangsari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, belum lama ini.-FOTO DOK. PKM Unila -

Oleh: 1.Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.Sc.  2.Hidayat Wiweko, S.E., M.Si.  3.Dr. Dorothy Rouly Haratua Pandjaitan. S.E., M.Si.

ANALISIS situasi dewasa ini, revolusi industri 4.0 yang ditandai munculnya inovasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berlangsung dengan sangat pesat.  Salah satu bentuk inovasi berbasis teknologi tersebut dapat dijumpai pada munculnya berbagai aplikasi yang dapat membantu dan mempermudah aktivitas manusia. 

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi semakin berkembang. Tidak hanya menghubungkan manusia seluruh dunia namun juga menciptakan nilai tambah di berbagai aspek dan bidang kehidupan. Termasuk salah satunya untuk meningkatkan nilai tambah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Sayuti, 2011). 

BUMDes merupakan suatu Lembaga yang didirikan dengan tujuan meningkatkan pendapatan desa dan kesejahteraan pengelolanya (Sinarwati, 2019).  Akan tetapi, saat ini masih banyak pengelolaan BUMDes yang belum berhasil mengantarkan BUMDes-nya mencapai tujuannya terutama dalam meningkatkan pendapatan asli desa (Sri, 2016). 

BACA JUGA:Tak Ada Kriteria Khusus Capim KPK

Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah unit usaha yang dimiliki oleh BUMDes tersebut dijalankan tanpa melalui penyusunan analisis bisnis dan kelayakan usaha.  Sebagian besar unit usaha BUMDes yang dijalankan sekadar berjalan atau hanya mengikuti unit usaha yang terdapat di BUMDes desa lainnya (Sinarwati, dkk, 2021). 

Maka untuk mengetahui apakah suatu usaha dapat berjalan dengan baik jika dijalankan dan apakah usaha tersebut layak untuk dilanjutkan dan seberapa besar risiko yang akan dihadapi jika usaha tersebut dilanjutkan, analisis bisnis dan kelayakan usahanya perlu dirancang.  Berdasarkan hal tersebut tentu diperlukan SDM yang siap baik dari segi pemahaman maupun kesediaan dalam membuat analisis bisnis dan kelayakan usaha tersebut. 

BUMDes Berkah Abadi, Desa Krawangsari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan merupakan badan usaha milik desa yang berpotensi untuk dapat meningkatkan pendapatan desa dan meningkatkan kesejahteraan pengelolanya. ”Hal ini ditandai  terdapatnya beberapa unit usaha yang dimiliki BUMDes Berkah Abadi/ Itu di antaranya unit usaha simpan pinjam, unit usaha perdagangan hasil pertanian, dan unit usaha jasa perbankan (Mini-ATM),” terang Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di BUMDES Berkah Abadi, Desa Krawangsari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.Sc., Minggu (23/6).

BACA JUGA:Jemaah Haji Indonesia Kembali ke Tanah Air

Lebih jauh dikatakannya bahwa PkM ini memberikan berbagai manfaat. Pertama, masyarakat Desa Krawangsari terutama pengelola Bumdes Berkah Abadi yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini memperoleh peningkatan 4 wawasan dan pengetahuan serta kesadaran mengenai pentingnya pengusulan analisis bisnis dan kelayakan usaha sebelum dan memulai suatu usaha.

Kedua, masyarakat Desa Krawangsari terutama pengelola BUMDes Berkah Abadi yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini memperoleh peningkatan wawasan dan pengetahuan serta kesadaran mengenai pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan usaha. 

Ketiga, masyarakat Desa Krawangsari terutama pengelola BUMDes Berkah Abadi yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini mampu membuat analisis bisnis dan kelayakan usaha dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada dengan tujuan agar unit usaha yang dijalankan lebih terjamin perkembangannya Bumdes Berkah Abadi di Desa Bumisari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Lebih rinci, Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi menjelaskan, BUMDes Berkah Abadi ini juga memiliki visi dan misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang didalamnya terdapat misi yang harus dilakukan. Salah satunya adalah menjadikan unit usaha BUMDes sebagai usaha yang unggul dalam berbagai aspek terutama aspek keuangan. 

Namun pada pelaksanaannya, unit usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh BUMDes ini justru mengalami kemunduran dalam aspek keuangan. Hal ini disebabkan kurangnya partisipasi aktif pengelola BUMDes salah satunya adalah kesadaran pengelola akan pentingnya pembuatan analisis bisnis dan kelayakan usaha yang masih rendah. 

Tag
Share