Pilkada 2024: Dinamika Politik Kabupaten Lima Puluh Kota, Petahana Tak Jaminan Menang

Ilustrasi petahana--

RADAR LAMPUNG - Peta Pilkada 2024 semakin jelas.

Partai politik mulai menunjukkan dukungan mereka kepada calon-calon yang akan bertarung. Kandidat pun mulai mengatur strategi.

Di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, persaingan sangat dinamis. Petahana Bupati dan Wakil Bupati Safaruddin Dt. Bandaro dan Rizki Kurniawan Nakasri dipastikan bersaing secara terpisah dalam pilkada mendatang.
Pengamat Sosial Politik dari Rangkiang Institute, Agil Angriansyah, menyatakan bahwa kultur politik di Lima Puluh Kota cukup unik. Status petahana tidak menjamin dukungan penuh dari partai politik.

“Situasi ini pernah terjadi pada Mantan Bupati Irfendi Arbi dalam Pilbup Lima Puluh Kota 2020. Meskipun sebagai petahana, ia gagal maju karena hanya mendapat dukungan dari satu partai,” ujar Agil, Kamis (20/6).


Agil melihat kemungkinan situasi serupa bisa terulang pada Pilbup mendatang. Politisi senior Golkar, Riko Febrianto, telah dideklarasikan sebagai calon wakil oleh Ketua DPRD Lima Puluh Kota dari Gerindra, Deni Asra.

“Pinangan Deni Asra akan menjadi tantangan besar bagi Safaruddin untuk meyakinkan DPP Golkar. Terpecahnya solidaritas Golkar di Lima Puluh Kota membuat dukungan untuk Safaruddin tidak pasti. Potensi kader Golkar lain untuk maju sebagai calon bupati dan wakil bupati masih besar karena banyaknya kader potensial,” jelasnya.

Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri, juga diprediksi akan menghadapi tantangan serupa. Politisi muda Nasdem ini berpotensi terganjal oleh ambisi politisi senior Nasdem, Irfendi Arbi.

“Meskipun Irfendi Arbi gagal maju sebagai kandidat pada Pilbup 2020, bukan berarti ia tidak memiliki dukungan kuat dari internal maupun eksternal Nasdem,” tambahnya.

Agil memprediksi bahwa pencalonan Safaruddin Dt Bandaro dan Rizki Kurniawan Nakasri sebagai petahana tidak akan mudah. Namun, kedua figur ini tetap memiliki daya tawar politik yang signifikan.

Modal ini bisa dikonversi menjadi kemenangan jika mereka berhasil menemukan calon wakil bupati yang tepat.

“Keselarasan emosional penting karena Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota tidak harmonis dalam beberapa dekade terakhir. Safaruddin maupun RKN harus memilih wakil yang tidak memiliki ambisi politik besar,” jelasnya.

Selain itu, kekuatan finansial menjadi syarat krusial yang harus dipenuhi. Sulit memenangkan Pilbup Lima Puluh Kota dengan logistik yang terbatas.

“Selain itu, sang wakil harus mampu memaksimalkan suara di basis-basis yang tidak dikuasai Safaruddin ataupun RKN. Jika mereka menemukan figur seperti ini, maka kemenangan gemilang di Pilbup 2024 bisa tercapai,” pungkasnya. (jpc/c1/abd)

Tag
Share