Komisi VII DPR Soroti Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg
RAKER: Kementerian ESDM saat raker bersama Komisi VII DPR RI salah satunya membahas kuota gas elpiji 3 kg untuk tahun 2025. -Foto Dok Kementerian ESDM-
JAKARTA – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) yang belakangan ini terjadi menjadi sorotan DPR RI. Anggota komisi VII DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Ramson Siagian menyoroti sulitnya masyarakat kecil untuk mendapatkan elpiji 3 kg.
Ia meminta, terkait pengawasan elpiji subsidi 3 kg agar bisa dipeketat lagi. Apalagi hanya 10 persen dari total elpiji 3 kg yang turun ke pengecer.
“Saya di dapil (daerah pemilihan) banyak yang mengeluh ke saya susah cari elpiji 3 kg, mau ke pangkalan jauh. Bukan kita ngarang-ngarang ini, mereka susah cari elpiji 3 kg, mereka harus korban tenaga dan ongkos bensin motor untuk cari elpiji ke pangkalan, apalagi kalau naik sepeda, itu tolong pikirkan juga,” katanya dalam rapat kerja (Raker) dengan Menteri ESDM, Rabu 19 Juni 2024.
BACA JUGA:BPS Catat Impor Indonesia Naik 14,82 Persen, Ekspor Naik 13,82 Persen Pada Mei
Ramson menegaskan bahwasanya Kementerian ESDM seharusnya bisa mempermudah masyarakat untuk bisa mendapat elpiji 3 kg, bukannya mempersulit.
“Kalau sudah dikasih subdisi tolong rakyat dipermudah, jangan sudah kasih subdisi malah justru dipersulit, itu makanya harus ke lapangan dong,” tegasnya.
Sebagai informasi, Komisi VII DPR RI menyetujui usulan Kementerian ESDM untuk menambah pasokan gas elpiji 3 kg menjadi 8,2 juta metrik ton.
Bahkan Ramson justru mengusulkan menjadi 8,4 juta metrik ton, agar masyarakat kecil lebih mudah mendapatkan elpiji subdisi 3 kg.
BACA JUGA:Jokowi Tegaskan Tak Ada Bansos untuk Korban Judi Online
“Saya setuju menjadi 8,2, bila perlu kita tambah jadi 8,4 juta metrik ton,” tandas Ramson.
Sedangkan Kementerian ESDM mengusulkan rencana penyaluran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 19,99 juta kiloliter untuk tahun 2025.
"Kami mengusulkan volume BBM bersubsidi dalam RAPBN tahun anggaran 2025 sebesar 18,84 sampai dengan 19,99 juta kiloliter," ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif saat rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI.
Arifin menyebut subsidi BBM itu terdiri dari minyak tanah sebesar 0,51 sampai 0,55 juta kiloliter dan minyak solar sebesar 18,33 sampai dengan 19,44 juta kiloliter.