RAHMAT MIRZANI

Dua Hari, Listrik Mati Hampir 40 Jam

PADA JAM KERJA: Kondisi salah satu kantor di lingkungan Pemkot Bandarlampung, Rabu (5/6).-FOTO MELIDA ROHLITA/RLMG-

Perekonomian dan Layanan Publik Lumpuh

BANDARLAMPUNG – Pemadaman listrik (blackout) oleh PLN dalam dua hari terakhir (4–5/6) di Provinsi Lampung hampir selama 40 jam. Meskipun pada beberapa wilayah ada yang sempat hidup, tetapi beberapa jam kemudian mati lagi.

Dalam dua hari terakhir (4–5/6) pemadaman listrik oleh PLN merata di wilayah Lampung ini pun betul-betul membuat perekonomian lumpuh. Tidak terkecuali dengan layanan publik pemerintah seperti kependudukan dan kesehatan.

Seperti disampaikan Wakil Ketua Umum (WKU) Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Romi Junanto Utama. Menurutnya seperti minimarket UKM yang mengandalkan listrik dan pembayaran digital, restoran, hingga pedagang pinggir jalan banyak yang terpaksa tutup selama dua hari tersebut.

BACA JUGA:PRL 2024 Terburuk dari PRL-PRL Sebelumnya

Begitu juga pom bensin Pertamina dan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) perbankan yang sepenuhnya mengandalkan listrik tidak bisa beroperasi. ’’Apabila masyarakat yang tidak membawa uang tunai pastinya juga kelimpungan," jelas pria yang juga memiliki usaha bidang perdagangan dan jasa ini, Rabu (5/6).

Kemudian sektor pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit juga mengalami gangguan luar biasa. ’’Demikian halnya aktivitas ibadah, dua hari ini sampai azan saja sepi sekali," jelas Romi.

Itu menurutnya belum termasuk aktivitas masyarakat lainnya yang juga sangat terganggu. Meski sempat hidup sebentar kemudian mati lagi, hidup lagi, dan mati lagi.

Terjadinya blackout ini, Romi menilai listrik seperti monopoli PLN yang menguasai hajat orang banyak. ’’Jadi harus ada perbaikan manajemen PLN, ini harus menjadi prioritas," tegasnya.

Pantauan Radar Lampung pun memang banyak aktivitas yang harus terhenti akibat pemadaman listrik ini. Mulai kesulitan masyarakat mengakses air bersih untuk kebutuhan mandi, masak, dan lainnya. Aktivitas transaksi nontunai terganggu, seperti ojek online tidak dapat menerima orderan karena tak terhubung dengan internet.

Terpantau di kompleks kantor Gubernur Lampung misalnya, para pegawai banyak yang tidak bisa melakukan aktivitas karena terkendala internet dan listrik. 

Bahkan di Bandarlampung, masyarakat yang hendak mengisi bahan bakar umum terpaksa harus putar balik lantaran SPBU-nya tidak bisa beroperasi untuk sementara waktu. Bukan karena kehabisan stok bahan bakar, melainkan dampak dari padamnya listrik sejak yang mengharuskan penggunaan genset atau pembangkit listrik darurat. "Ga bisa ngisi Mbak, mati listrik," kata salah satu petugas SPBU Palapa.

BACA JUGA:Satreskrim Akan Panggil Bupati Musa

Petugas SPBU Palapa ini menyebut karena terlalu lama penggunaan genset, mesin di SPBU-nya menjadi panas dan akhirnya rusak. "Tadi (kemarin) pagi masih bisa pakai genset, tapi karena mesinnya panas ga dipakai lagi, rusak," ujarnya.

Tag
Share