RAHMAT MIRZANI

Giliran Driver Ojol Tolak Kebijakan Iuran Tapera

MENOLAK: Asosiasi driver ojol menolak adanya wacana pendapatan driver ojol juga dipotong untuk iuran Tapera. -FOTO ILUSTRASI DERRY RIDWANSYAH/JAWA POS-

Hal itu menunjukkan bahwa daya beli masyarakat berkurang dan menurunkan permintaan berbagai jenis sektor usaha.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menambahkan, efek paling signifikan terlihat pada pengurangan tenaga kerja, di mana kebijakan tapera dapat mengakibatkan hilangnya 466,83 ribu pekerjaan.

”Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan iuran wajib tapera berdampak negatif pada lapangan kerja. Karena terjadi pengurangan konsumsi dan investasi oleh perusahaan. Meskipun ada sedikit peningkatan dalam penerimaan negara bersih sebesar Rp 20 miliar, jumlah itu sangat kecil dibandingkan dengan kerugian ekonomi yang terjadi di sektor-sektor lain,” tuturnya.

BACA JUGA: Ekonom Ingatkan Rencana Penghapusan Pertalite Butuh Kehati-Hatian

Dalam kajian yang diterbitkan Celios, terdapat setidaknya tujuh rekomendasi untuk perbaikan tapera. Pertama, melakukan perubahan agar tapera hanya diperuntukkan bagi ASN, TNI, dan Polri, sedangkan pekerja formal dan mandiri bersifat sukarela.

Kedua, mendorong transparansi pengelolaan dana tapera, termasuk asesmen imbal hasil (yield) dari tiap instrumen penempatan dana. Ketiga, memperkuat tata kelola dana tapera dengan pelibatan aktif KPK, dan BPK.

Keempat, meningkatkan daya beli masyarakat agar kenaikan harga rumah bisa diimbangi dengan naiknya pendapatan rata-rata kelas menengah dan bawah. Kelima, mengendalikan spekulasi tanah yang menjadi dasar kenaikan ekstrem harga hunian.

Keenam, menurunkan tingkat suku bunga KPR, baik fixed (tetap) maupun floating (mengambang), dengan efisiensi NIM perbankan dan intervensi kebijakan moneter Bank Indonesia. Ketujuh, memprioritaskan dana APBN untuk perumahan rakyat dibandingkan megaproyek yang berdampak kecil terhadap ketersediaan hunian seperti proyek IKN.(jpc/nca)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan