RAHMAT MIRZANI

Pertamina Siapkan Pengolahan Minyak Jelantah Jadi BBM Ramah Lingkungan

FOTO ILUSTRASI DOK DISWAY-RAMAH LINGKUNGAN: Pertamina kini sedang menyiapkan minyak jelantah sebagai BBM ramah lingkungan. -

JAKARTA- Untuk memperkuat komitmen mengelola energi hijau yang lebih ramah lingkungan, Pertamina Patra Niaga bakal memanfaatkan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) sebagai bahan bakar minyak (BBM).

Manager Business Development PT Pertamina Patra Niaga, Lumiel Fritz Manurung menjelaskan, minyak jelantah bekas memasak seringkali dibuang dan berakhir sebagai limbah, bahkan bisa berpotensi mencemari lingkungan sekitar. 

Tetapi, minyak jelantah sebenarnya dapat diolah kembali menjadi limbah yang bermanfaat. Pada industri perhotelan dan rumah sakit, UCO atau minyak jelantah ini merupakan salah satu limbah cair terbesar yang dihasilkan.

BACA JUGA:Pertalite Akan Diganti Bioetanol, Menko Luhut Sebut Pemerintah Masih Hitung Besaran Subsidi

Lebih lanjut kata Fritz, inisiatif mengolah limbah jelantah menjadi BBM ini menjadi langkah Pertamina Group dalam membuktikan komitmen mengelola energi hijau yang lebih ramah lingkungan.

"Saat ini, Pertamina Patra Niaga melihat potensi minyak jelantah sebagai salah satu alternatif bahan baku Sustainable Aviation Fuel (SAF) dan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO). Bahan baku Sustainable Aviation Fuel (SAF) dan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) di mana saat ini sedang dikembangkan dan dipersiapkan infrastrukturnya di Green Refinery milik Kilang Pertamina Internasional,” kata Luminel Fritz Manurung dalam keterangan resminya. 

Dilihat sebagai sebuah siklus, Fritz menerangkan melihat potensi pemanfaatan minyak jelantah ini bisa sangat besar bila berbicara tentang bisnis berkelanjutan di era transisi energi saat ini. 

BACA JUGA:Pertamina Tegaskan Pertamax Green 95 Bukan Pengganti Pertalite

Minyak jelantah bisa menjadi bahan baku yang dapat diperbarui, dan jika terbukti dapat memenuhi spek produk SAF dan HVO, maka berpotensi juga pada pengurangan emisi.

”Jadi secara keseluruhan, pengelolaan UCO ini bisa mendorong pengembangan teknologi, proses produksi, dan penyediaan bahan bakar ramah lingkungan," ucap Fritz. 

Ke depan, kata Fritz Pertamina akan melihat seberapa besar potensi UCO yang bisa dikelola untuk bisa dihitung kebutuhannya dalam skala besar.

BACA JUGA:Optimalisasi Pasar Haji dan Umrah, DAMRI Siap Ekspansi ke Arab Saudi

Diberitakan sebelumnya, pemerintah menyiapkan BBM ramah lingkungan pengganti pertalite. BBM tersebut yakni.

Campuran BBM baru ini merupakan Pertalite yang dicampur bioetanol sebanyak 7 persen. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, dibanding Pertalite, BBM jenis Pertamax Green 92 jauh lebih ramah lingkungan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan