Massa di Lampura Halau dan Putar Balik Armada Batu Bara
HALAU ARMADA BATUBARA: Massa di Kabupaten Lampura menghalau dan memutarbalikkan armada batu bara di Jalintengsum wilayah Lampura, Jumat (17/5).-FOTO FAHROZY IRSAN TONI/RLMG -
BANDARLAMPUNG - Massa gabungan dari perwakilan tujuh desa di dua kecamatan Kabupaten Lampung Utara (Lampura) melakukan aksi halau armada batu bara. Warga yang berkumpul terpaksa mengambil sikap tegas karena kendaraan over dimension over load (ODOL) tersebut membandel. Tidak mengindahkan regulasi serta Surat Keputusan Bersama (SKB) Forkopimda Lampura.
Hasil sweeping massa terhadap beberapa mobil tronton didapati fakta muatan batu baranya memang melebihi kapasitas. Sehingga, armada inilah yang menurut massa menjadi biang kerok rusaknya Jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalintengsum) yang ada di wilayah Lampura.
Aparat kepolisian sendiri coba memberikan iimbauan serta pendekatan secara persuasif kepada massa. Dengan harapan, massa mau membubarkan barisan sembari mencari solusi terbaik terkait polemik kendaraan ODOL yang dianggap jadi biang kerok kerusakan jalan.
’’Kami mengimbau masyarakat jangan sampai mengganggu ketertiban masyarakat dan angkutan jalan. Kalaupun ada aspirasi agar disampaikan ke ranahnya. Kalau harus ke provinsi, nanti kami kawal, biar tepat sasaran,” kata Kapolres Lampura AKBP Teddy Rachesna melalui Kabag Ops. Kompol Suharjono didampingi Kapolsek Abung Selatan AKP Mardianto, Jumat (18/5).
BACA JUGA:Napi Narkoba Kabur, Sipir Rutan Kelas II B Sukadana Diperiksa
Massa pun diminta membubarkan aksi dan beristirahat. Pihaknya berjanji mengawal persoalan ini hingga tingkat provinsi dan pusat.
Dia menghawatirkan jika masyarakat bersikukuh memutarbalikkan kendaraan, terjadi kecelakaan dan menimbulkan korban jiwa. ’’Kalau begini kan istilahnya menghambat arus lalu lintas. Kami (kepolisian) mengimbau masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi supaya koordinasi, mediasi, sehingga ada titik temu,” ujarnya.
Sementara, Rifki, perwakilan massa yang juga warga Kecamatan Blambanganpagar, mengapresiasi kinerja Polres Lampura untuk menjaga kamtibmas di wilayah hukum polres setempat. Menurutnya masyarakat dari 7 desa dengan meminta bantuan Laskar Lampung bersikukuh bertahan dan melanjutkan aksi putar balik armada batu bara.
Aksi itu muncul disebabkan kekecewaan atas keinginan masyarakat yang tidak diakomodasi pemerintah daerah. Masyarakat berharap kepolisian mampu menyampaikan aspirasi masyarakat ke pemerintah daerah setempat.
’’Masyarakat hanya menginginkan agar armada batu bara yang kapasitas muatannya overload (berlebih) tidak lagi melintas di jalan lintas seputaran lingkungan desa kami. Sudah banyak yang jadi korban keganasan mobil batu bara ini. Termasuk anak keponakan kami yang jadi korban,” tuturnya. (ozy/c1/rim)