Waspada Politik Kartel
--FOTO DOK. PRIBADI
Akibatnya, oposisi bukanlah pilihan terbaik bagi mayoritas partai politik. Oposisi menjadi sebuah konsekuensi politik daripada sekadar pilihan politik. Dan Slater (2024) dalam analisisnya mengungkapkan bahwa secara umum oposisi selalu dianggap sebagai ancaman. Hal itulah yang mengakibatkan jika ditarik sedikit ke belakang, kemunduran demokrasi di era Presiden Jokowi salah satunya disebabkan tindakan rezim untuk ’’menyingkirkan’’ ancaman tersebut. Padahal, saat ini kita tidak sedang berada di era otoriter.
Jauh mundur ke belakang lagi, John Stuart Mill (1859) mengingatkan tantangan implementasi demokrasi, yakni adanya hegemoni mayoritas dan penindasan akan minoritas atas dasar suara terbanyak. Meminjam logika yang sama, oposisi saat ini kecenderungannya menjadi minoritas. Namun, tidak berarti mereka adalah musuh/threat yang harus diberantas. Oposisi penting sebagai instrumen dalam menjaga ’’kewarasan’’ sistem politik bernegara kita. Maka, menjadi oposisi juga merupakan sebuah kehormatan. (*)
*) RIZQI BACHTIAR, Kandidat, Ph.D. Politics and International Studies University of Leeds, UK