Ozone House yang Pertahankan Curve sebagai Identitas

--

MISI diemban arsitek Indra Gunadi dalam mendesain Ozone House menyatukan dua rumah dengan gaya arsitektur berbeda. Yang jadi ciri khas rumahnya di kawasan Jakarta Selatan yaitu hampir semuanya diubah dengan menyisakan struktur utama dan lengkungan.

indra Gunadi memberikan sentuhan baru yang lebih fresh dalam penggabungan dua fasad  Ozone House. Yaitu dengan menambahkan bukaan jendela kaca besar yang menjadi focal point. ”Fasadnya saya bikin monolit abu-abu semua dari dinding sampai plafon. Karena di klaster ini unik, hanya boleh pakai tiga warna untuk cat depan, yaitu hitam, putih, dan abu-abu,” ungkap arsitek Bral Design tersebut seperti dikutif JawaPos.com.

Dua pintu di masing-masing rumah kini dipindahkan ke tengah sebagai akses utama. Dengan pintu sliding kaca dan aksen batu paras Jogja pada dinding sekitarnya. Menariknya, saat berdiri di depan pintu, akan didapati lubang skylight begitu mendongak ke atas.

BACA JUGA:Ada di Menteng, SW House Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

”Itu sebenarnya ada balok struktur existing yang tidak bisa dihancurkan. Daripada ditutup nanti gelap, kami lubangi jadi skylight. Dengan begitu, owner juga bisa mengintip tamu yang datang dari atas,” jelas Indra.

Beberapa desain lama yang bagus tetap Indra pertahankan. Misalnya, jendela dengan bukaan menyamping di lantai atas. Jadi, panas matahari sore tidak langsung ”menyerbu” ke dalam rumah yang menghadap barat itu.

Tantangan lain muncul ketika didapati adanya perbedaan level lantai dasar antara rumah satu dan dua. Indra tidak ingin mengubah struktur utama. Karena itu, dibuat permainan leveling yang justru menjadi pembeda area. ”Begitu masuk rumah, bisa memilih ke kiri atau ke kanan. Sisi kiri yang levelnya menurun untuk area publik. Sisi kanan lebih privat,” lanjutnya.

BACA JUGA:Permainan Blok Massa Bangunan Hasilkan Shading Pencahayaan di C House menyatukan ruangan dalam dan luar

Pada area publik, pemilik rumah bisa menjamu tamu. Terdapat living, dining, dan kitchen dengan void di atasnya. ”Void-nya kami bikin lebih kecil dari rumah lama karena ada penambahan ruang di atasnya. Ada ruang baca untuk anak owner yang kebetulan hobi membaca,” kata Indra.

Area open plan itu terhubung langsung dengan teras belakang yang kian lega hasil penggabungan dua teras rumah. Dinding terasnya ditinggikan untuk menghalau pemandangan tiang trafo di belakang rumah. Terdapat pengulangan batu paras Jogja dan lantai dari batu bata asli. ”Kami tambahkan area duduk-duduk, jadi bisa buat kumpul dan barbeque-an. Lengkap ada dapur kotornya juga di sini dan tangga putar ke area servis di lantai 3,” imbuhnya.

Tangga utama tampil dalam dua tipe. Yakni, solid dan perforated. Sebab, langit-langit atasnya menggunakan kaca. Dengan style perforated, cahaya dari skylight bisa menembus ke lantai 1. Banyaknya bukaan dan skylight membuat Ozone House mendapatkan sirkulasi udara dan cahaya alami yang melimpah. (jpc/rim)

 

Aksen Lengkungan

Terdapat banyak bentuk curve yang menjadi ciri khas Ozone House. Sudut-sudutnya pun tidak tajam tapi melengkung. Lengkungan ini sebetulnya sudah ada sejak rumah lama.

Tag
Share