Kabupaten Lamtim Jalan di Tempat

PROTES WARGA: Warga Sukadana, Lamtim, yang menaburi jalan ibu kota kabupaten setempat dengan ikan lele pada Senin (22/4) lalu.-FOTO IST-

Terkait skala prioritas daerah, menurut Syafriadi, itu tergantung dari kebijakan kabupaten/kota masing-masing. ’’Kalau memang kebutuhannya di bulan itu harus dihabiskan, kenapa tidak. Kan pasti mengisi terus kas itu. Seperti dari pendapatan, DAU kan setiap bulan dapat. Begitu juga DAK setiap triwulan dicairkan dari pusat," tuturnya.

Lanjutnya, beberapa waktu lalu Sekda dan Kepala BPKAD se-Sumbagsel telah melakukan pelatihan manajemen pengelolaan keuangan negara di Palembang. ’’Kita pelatihan sistemnya seperti apa. Jadi ilmunya ada di situ semua. Mereka (kabupaten/kota, Red) bagi per bulan kas masuk pendapatan dan dihitung berapa pengeluaran serta untuk apa. Jadi tidak mungkin pendapatan tidak ada, tetapi belanjanya banyak. Pasti minus itu. Tentu mereka yang mengatur agar seimbang," terangnya.

Menurutnya kondisi pemda yang seperti saat ini masih terdampak dari pandemi Covid-19 yang sempat terhenti beberapa tahun lalu karena saat itu fokus penanganan pada bidang kesehatan. ’’Refocussing sudah tidak ada lagi. Tetapi memang untuk mengembalikan keuangan seperti sebelum Covid-19 memerlukan waktu," ucapnya.

Lebih lanjut, skala prioritas anggaran setiap daerah harus diatur sebaik mungkin untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan belanja. ’’Dampak dari Covid-19 kemarin. Misal ada target selama dua tahun kemarin berapa persen untuk pembangunan fisik tapi terhenti, jadi untuk mengejarnya perlu waktu," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Lamtim Ali Johan Arif berkomentar inti dari persoalan Kabupaten Lamtim tidak lain karena minimnya dana yang ada. Bahkan, lanjutnya, bisa dibilang kas Pemkab Lamtim kini tidak ada uang. ’’Ini akibat uang yang masuk tidak sesuai target,” ucap Johan menanggapi pemberitaan gembar-gembor slogan Kabupaten Lamtim Berjaya ternyata tidak sesuai harapan masyarakatnya, Rabu (24/4).

Untuk itu, ia berharap pihak eksekutif, dalam hal ini Bupati Lamtim Dawam Rahardjo dan jajaran, dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga, menurutnya, tidak selalu tergantung pada pusat. 

Selanjutnya, Johan mengatakan meski APBD Lamtim di atas Rp2 triliun, penggunaan untuk pembangunan terbatas sekali. ’’Namun, kita bersyukur masih ada kucuran DAK (dana alokasi khusus) dari pusat untuk sektor perbaikan infrastruktur yang ada di Lampung Timur. Walaupun anggaran DAK itu diprioritaskan untuk infrastruktur  yang ada di desa,” katanya.

Tanggapan berbeda terlontar dari salah satu anggota Fraksi Gerindra di DPRD Lamtim, Purwanto. Menurutnya, aksi kekecewaan warga Lamtim dengan menabur ikan lele di jalan berlubang merupakan hal wajar dan itu hak masyarakat untuk mengungkapkan aspirasinya.

’’Tentu ke depannya agar pihak eksekutif dalam pengelolaan keuangan lebih baik lagi. Kemudian program pembangunan agar lebih diprioritaskan bagi kepentingan masyarakat,” saran Purwanto, Rabu (24/4).

Diberitakan sebelumnya, gembar-gembor slogan Kabupaten Lamtim Berjaya ternyata tidak sesuai harapan masyarakatnya. Terlihat saat kabupaten merayakan HUT ke-25-nya, Senin (22/4), justru muncul kritik pedas dari masyarakat setempat yang sangat kecewa dengan kinerja buruk kepala daerahnya.

Mereka tidak percaya dengan Kabupaten Lampung Timur yang di usianya ke-25 kini tampak masih tertinggal jauh dari kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Lampung. Seperti dilontarkan Mukaram, salah satu tokoh pemuda Kecamatan Sukadana, Lamtim.

Ia terang-terangan menilai kinerja Bupati Lamtim Dawam Rahardjo selama menjabat tak ada progres pembangunan yang jelas. Menurutnya, Lamtim belum ada kemajuan. ’’Bahkan saat ini, Lampung Timur terancam bangkrut,” ucap Mukaram dengan nada penuh kejengkelan, Selasa (23/4).

Serupa disampaikan warga Sukadana lainnya meski tidak seberani Mukaram yang minta namanya tak disebutkan. ’’Kami merasa kecewa terhadap kinerja bupati kami (Lamtim) yang tidak pernah memperhatikan Kota Sukadana. Makanya ini kami menabur ikan lele di jalan yang rusak,” timpalnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kominfotik Lamtim Mansyur Syah melalui pesan WhatsApp (WA) yang disampaikannya kepada Radar Lampung, Selasa (23/4), membantah jika Bupati Lamtim Dawam Rahardjo tidak peduli terhadap kondisi jalan rusak hingga warga menanaminya dengan ikan lele seperti videonya viral di media sosial. Menurutnya, Bupati Dawam telah meninjau langsung kondisi jalan rusak seperti di Kecamatan Sukadana tersebut. 

Bupati, lanjutnya, memahami betapa pentingnya perbaikan infrastruktur bagi masyarakat dan memastikan perbaikan jalan tersebut akan menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan tahun ini sesuai kemauan masyarakat. ’’Namun, bupati ingin mengajak semua pihak untuk bersabar. Sebab, proses perbaikan infrastruktur membutuhkan waktu dan persiapan yang matang,” tulisnya. 

Tag
Share