Stunting Tubaba Turun Jadi 10,5 Persen

TURUN: Stunting di Tubaba turun menjadi 10,5 persen berdasarkan survei kesehatan Indonesia. -FOTO PEMKAB TUBABA-

PANARAGAN- Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dari Kementerian Kesehatan, kasus prevalensi stunting di Tulangbawang Barat (Tubaba) tahun 2023 pada angka 10,5 persen.

Angka tersebut turun cukup signifikan bila dibandingkan tahun 2022 yang berada pada angka 16,4 persen.

Persentase penurunan prevalensi stunting di Tubaba sebesar 5,90 persen ini menjadi yang ketiga terbesar di tahun 2023 di antara seluruh kabupaten/kota di Lampung.

BACA JUGA:DPRD Metro Minta Pemkot Bantu Petani Gagal Tanam Akibat Serangan Hama

Penjabat (Pj) Bupati Tubaba, M. Firsada, menyampaikan, capaian kinerja ini tidak terlepas dari pelaksanaan Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting dengan kesungguhan dan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, serta pelaksanaan program inovasi dan juga kolaborasi dengan berbagai pihak terkait.

"Sebagai penjabat bupati, saya merasa bangga dan bersyukur atas keberhasilan yang telah dicapai dalam upaya penurunan angka stunting di Tubaba. Dengan menjalankan gerak cepat dari pelaksanaan delapan aksi kovergensi percepatan, dan upaya bersama seluruh elemen masyarakat, kita berhasil mencatat penurunan signifikan dalam kasus stunting di wilayah ini," tuturnya.

Secara garis besar, M. Firsada menyebutkan program intervensi yang dilakukan terhadap kasus balita stunting dan rumah tangga berisiko stunting berjalan dengan baik oleh jajaran perangkat daerah di lingkup Pemkab Tubaba.

BACA JUGA:Perangi Stunting di Tubaba, Pemkab Gulirkan Gerakan Seribu Jamban

“Sangat penting untuk bergerak cepat dan terpadu dalam menangani stunting, masalah penanganan stunting tidak bisa dianggap remeh dan biasa-biasa saja. Balita stunting dan rumah tangga yang berisiko stunting akan mempengaruhi masa depan kita. Oleh karena itu, kami bersama seluruh instansi terkait dan masyarakat telah bekerja keras untuk menyusun program-program yang efektif dan terarah guna mengatasi masalah ini,” lanjutnya lagi.

Capaian dari keberhasilan pelaksanaan delapan aksi konvergensi stunting ini juga didukung oleh program-program inovatif yang menjadi terobosan dari jajaran Pemkab Tubaba dan kolaborasi serta peran serta aktif dari komponen masyarakat.

Di mulai sejak ditetapkannya Tubaba menjadi lokus penanganan prevalensi stunting, beberapa program inovasi menjadi sumbangan solusi terhadap penanganan prevalensi stunting di Bumi Ragem Sai Mangi Wawai ini. 

BACA JUGA:Kasus KUR Rp 1,2 Miliar, Kejari Bandar Lampung Tahan Mantan Karyawan Bank BUMN

Program keluarga Nenemo Mandiri Pangan, program bantuan Mantra, Baznas Peduli, Tubaba Berkurban, Gerakan Berbagi Geber, Kartu E-Penting, Buku Saku Cinta Balita, dan Gerakan Seribu Jamban masih menjadi andalan dalam menekan angka stunting di Tubaba" terangnya.

Di sisi lain, Mesuji mampu menorehkan angka 5 % dan finis di urutan pertama prevelensi status gizi balita kabupaten Kota di Lampung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan