Waspada Harga Makanan-Minuman Melambung, Efek Pelemahan Rupiah

JAKARTA - Waspada, pelemahan terhadap rupiah belakangan bisa berdampak kepada melambungnya harga sektor makanan dan minuman.

Kekhawatiran meningkat di kalangan pengusaha karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang berpotensi meningkatkan harga bahan baku impor. 

Industri makanan dan minuman, yang banyak mengandalkan impor untuk bahan bakunya, merasakan dampak signifikan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi S. Lukman, menekankan bahwa situasi ini bisa meningkatkan biaya produksi, memaksa perusahaan untuk mempertahankan harga jual demi menghindari penurunan marjin keuntungan.

BACA JUGA:Tiket Ferry Merak-Bakauheni Habis Terjual hingga 8 April 2024

Hal ini berdampak tidak hanya pada perusahaan besar tetapi juga pada industri kecil, yang lebih rentan terhadap kerugian. 

Untuk mengatasi hal ini, banyak pelaku usaha yang mencari bahan baku alternatif yang lebih ekonomis dan mengoptimalkan efisiensi produksi.

Sebagian besar bahan baku di sektor ini masih bergantung pada impor, seperti tepung terigu, susu dan produk turunannya, gula industri, kedelai, dan bahan pangan tambahan, dengan persentase yang cukup tinggi. 

Situasi ini terjadi di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang menantang, dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tercatat melemah pada periode terkini.

BACA JUGA:Polsek Wonosobo di Polres Tanggamus, Lampung, Menyediakan Layanan Penitipan Motor untuk Pemudik

Bank Indonesia, melalui Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono, menyampaikan bahwa terdapat fluktuasi nilai tukar rupiah, namun dengan strategi dan optimasi operasi moneter, diharapkan nilai tukar rupiah akan kembali menguat. 

Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya strategi adaptasi dan pengelolaan yang cermat oleh para pelaku industri untuk menghadapi tantangan ekonomi yang berfluktuasi. (jpc/abd)

Artikel ini sudah tayang di jawapos.com dengan judul: Pelemahan Rupiah Bisa Kerek Harga Makanan-Minuman