Sesar Aktif di Pulau Jawa Terus Bertambah, Sekarang Ada 75
Ilustrasi gempa bumi. --FOTO DIMAS PRADIPTAJ/JAWAPOS.COM
JAKARTA - Pada peta gempa 2010, hanya ada enam sesar aktif di Pulau Jawa. Pada peta gempa terbaru 2024, jumlahnya diketahui menjadi 75 sesar aktif.
Dengan demikian, diperlukan upaya mitigasi bencana gempa bumi yang lebih menyeluruh. Menurut peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa, bertambahnya jumlah sesar aktif itu disebabkan kemampuan peneliti dan teknologi pemetaan yang semakin baik.
"Dari hasil pemetaan sesar aktif yang pernah dilakukan, terdapat enam sesar aktif di Pulau Jawa pada 2010. Pada 2017 angka ini bertambah menjadi 31 sesar aktif. Pada 2024 melonjak menjadi sekitar 75 sesar aktif," katanya.
Nuraini menjelaskan, dari seluruh sesar aktif yang berhasil dipetakan itu tidak sampai 30 persen yang diketahui parameternya dengan baik. Dia juga mengingatkan bahwa gempa adalah bencana alam yang tidak bisa diprediksi. Juga tidak setiap tahun terjadi.
Berbeda dengan letusan gunung berapi yang bisa dideteksi dengan bantuan peralatan. Begitu pun bencana banjir, yang rutin terjadi setiap tahun atau menjadi bencana alam musiman.
Nuraini mengatakan, jika sebaran titik gempa dihitung dengan populasi Indonesia, sekitar 200 juta penduduk bisa mengalami dampak guncangan gempa di atas 6 SR. "Ada sekitar empat juta jiwa yang tinggal di atas patahan atau sesar aktif," ungkapnya.
Jumlah empat juta jiwa itu merupakan yang sangat rentan menjadi korban bencana gempa bumi. Patahan aktif adalah patahan yang bergerak dalam kurun 10 ribu tahun terakhir.
Dengan kata lain, patahan itu pernah memicu gempa dalam kurun waktu tersebut. Dia menegaskan bahwa gempa adalah gerakan tiba-tiba yang terjadi di dalam kerak atau lempeng bumi yang diteruskan ke patahan maupun sesar aktif tersebut.
Sonny Aribowo, peneliti PRKG BRIN lainnya, mengatakan, perbukitan dan pegunungan yang memanjang di Pulau Jawa mengindikasikan terdapatnya sesar. "Ketika kita mengamati perbukitan, ada indikasi bahwa ada patahan di situ," katanya.
Sonny menjelaskan, dengan memetakan daerah-daerah patahan aktif, pemerintah dapat mengetahui area mana saja yang perlu diwaspadai dan diambil langkah mitigasi yang tepat. (jpc/c1/ful)