Waspada, Banjir Rob Intai Pesisir Lampung
WARNING: BMKG memberi peringatan terhadap potensi banjir rob di sebagian besar pesisir laut Provinsi Lampung.-FOTO DOK. RADAR LAMPUNG-
Pihaknya pun telah melakukan pembahasan untuk tahun ini terkait data dari BMKG yaitu Lampung diperkirakan kembali kering atau kemarau pada Mei 2024.
"Tapi, kita ada anomali tidak ada el nino. Mungkin terparahnya pada September. Anomali bukan seperti kita mengalami ada el nino. Artinya ada kering seperti kemarinlah (tahun 2023). Tapi, curah hujannya yang berbeda," ungkapnya.
BACA JUGA:Polres Waykanan Ringkus Pencuri HP
"Jadi bukan relatif sama (dengan 2023, red), tapi mulainya hampir sama namun kondisinya berbeda karena kita mengalami anomali," imbuhnya.
Sektor pertanian di Lampung, masih kata Lianurzen, tetap didominasi di jalur Sekampung, sistem yang melintasi tujuh kabupaten/kota dari Tanggamus sampai Lampung Timur. ”Juga dengan memanfaatkan Bendungan Way Rarem di Kabupaten Lampung Utara,” katanya.
Di aliran Sekampung, jelasnya, sistem memiliki area persawahan sekitar 55 ribu hektare yang didominasi berada di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur. "Untuk menjaga ketahanan pangan, kita harus terus tanam. Karena, Sekampung sistem ini mulai dari Tanggamus yang dominasi peta pertanian di Lampung," ungkapnya.
Saat ini, aliran Sekampung sistem sudah banyak dilakukan perbaikan. Begitu juga dengan Bendungan Margatiga jika sudah selesai. "Kalau sudah selesai semua, dari 55 ribu hektare lahan sawah ini kita punya target lahan sawah 72 sampai 73 hektare. Mudah-mudahan kita bisa lebih potensi untuk lahan pertanian di Lampung," ungkapnya.
Ia juga mengklaim meskipun musim panen padi akan masuk pada Maret 2023, ketersediaan air untuk lahan sawah di Lampung aman. "Air mudah-mudahan cukup. Pertanian tidak hanya soal air, tapi juga ketersediaan bibit, pupuk, pengolahan tanah, alsintan, dan lainnya. Jadi sinergi harus dilakukan," pungkasnya. (mel/c1/abd)